Lihat ke Halaman Asli

Inayatun Najikah

Penulis Lepas, Pecinta Buku

Dialog Cinta

Diperbarui: 8 November 2023   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi 

Pikiranku : Mengapa dia (kekasih) mengusir saya kemarin sore?

Hatiku : Mengusir bagaimana. Apakah dia berkata secara jelas mengusirmu?

Pikiranku : Tidak. Kemarin saat saya asyik menonton video saya pindah di depan dia. Karena keasyikan saya sebelumnya diganggu oleh teman. Dan disaat saya pindah itu dia berkata, apakah filmnya masih lama? Saya jawab sebentar lagi. Lalu saya bertanya kepadanya, apakah kau mau pulang? Dia menjawab pulanglah ngapain lagi disini.

Hatiku : Jadi karena ucapannya yang itu kamu jadi sakit hati dan beranggapan bahwa dia mengusirmu? Kenapa kamu berfikir seperti itu?

Pikiranku : Saya telah berekspektasi bahwa saat dia sampai, dia mau bercerita dan sekadar hanya berpelukan untuk melepas rindu. Karena beberapa hari terakhir ini dia jarang memberikan kabar. Bahkan dulu setiap malam dan pagi hari selalu ada kabar, hari-hari ini tidak ada. Saya menunggunya tiap malam hingga tertidur. Tetapi pagi harinya tak ada penjelasan apapun darinya. Begitu terus. Padahal dia sendiri terlihat online berkali-kali. Tapi untuk sekadar membalas pesan saya, mengapa tak bisa?

Hatiku : Jadi kau kecewa dengan sikapnya yang berubah itu?

Pikiranku : Iya. Dulu kita berdua telah berjanji. Saya siap menunggunya berapa lama pun itu  dan dia siap akan memberi kabar jika tak ingin diganggu. Tapi hal itu selalu ia langgar. Bahkan saat saya bertanya dia malah marah kepada saya, dan pergi tanpa pamit waktu itu. Lalu dia berkata, jika saya di mode seperti itu, artinya tidak ingin diganggu oleh siapapun. Maka tunggulah saya pasti akan cerita. Katanya waktu itu. 

Hatiku : Tapi itukan sudah terjadi lama, mengapa kau mengingatnya?

Pikiranku : Saya ingat begitu saja. Dan setelah kejadian itu saya terpaksa memilih untuk menunggunya sembari berdoa agar dia senantiasa dilindungi sesuai pesannya. 

Hatiku : Wah. Bagus itu. Lalu mengapa kamu masih tak tenang?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline