Lihat ke Halaman Asli

Inayatun Najikah

Penulis Lepas, Pecinta Buku

Perlahan Namun Pasti

Diperbarui: 17 Agustus 2023   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi 

Semakin kesini saya merasa aneh dengan diri saya sendiri. Saya bisa merasakan sesuatu yang menimpa kekasih saya. Kejadian ini tak hanya sekali dua kali. Bahkan beberapa hari terakhir, lebih sering dan semakin sering. Saya ikut merasakan perasaan tak nyaman kala dirinya tengah mengalami sesuatu yang tak baik. Saya tak tahu mengapa hal ini bisa terjadi.

Jika diingat-ingat kembali, pertemuan saya dengannya seolah mengikuti arus dan seperti ada yang mengarahkan. Perselisihan dan kebahagiaan yang datang silih berganti merupakan perjalanan panjang yang telah kami lalui bersama-sama hingga sekarang. Meski terkadang ada ego, emosi yang tak terkontrol, dan kekhawatiran yang berlebih, rupanya menjadi bumbu penyedap dalam asmara saya dengannya yang kian berkembang.

Dr. Fahruddin Faiz pernah berkata, dunia ini tidak terburu-buru karena semuanya pasti akan sampai pada yang dituju. Matahari tidak pernah terburu-buru untuk segera terbenam. Ia berjalan mengikuti porosnya. Sama halnya dengan pencapaian-pencapaian manusia. Semua tak tergesa-gesa karena pasti akan tiba. "Sopo sing tekun bakal tekan" (Siapa yang bersungguh-sungguh akan sampai pada tujuannya).

Saya tak tahu apakah ini hanyalah persepsi saya pribadi atau memang takdir yang sebenarnya terjadi. Kedekatan saya dengan kekasih kian hari kian mendekat dan semakin dekat. Apakah tak lama lagi kami akan disatukan? Atau justru kami harus saling ikhlas melepaskan? Kiranya saya harus bisa menerima segala keadaan tanpa memaksa untuk mengetahui alasan dibaliknya.

Kebahagiaan saat bersamanya kini menjadi kunci dalam menjalani hidup yang saya pilih. Meski tak mudah dan setiap hari saya harus mendengarkan logika dan hati yang jarang sekali untuk bisa bekerjasama. Maafkan saya untuk segala kekurangan dan sikap egois yang masih kental pada diri saya sayang. Terimakasih telah berkenan hadir dalam hidup saya dan memberi warna warni yang begitu indah.

Persoalan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya biarlah waktu yang menjawabnya. Saya hanya ingin untuk saat ini tetap berbahagia bersamamu. Bagaimanapun dan apapun keadaannya. Saya mencintaimu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline