Lihat ke Halaman Asli

Perlunya Bekerja Menurut Hukum Islam

Diperbarui: 24 Februari 2018   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bekerja, kata-kata bekerja sudah tidak asing lagi ditelinga kita, semua orang pasti pernah yang mengalami namanya bekerja. Hampir di setiap sudut kehidupan kita menyaksikkan banyak orang bekerja, mereka melakukan aktivitas, walau demikian tidak semua aktivitas dinamakan bekerja, karna dalam makna bekerja harus memiliki tiga aspek yang mesti terpenuhi di antaranya:

Bahwa aktivitas yang dilakukan karna ada doronga rasa tanggung jawab.

Kegiatan yang dilakukan tersebut adalah sesuatu yang direncanakan dan karena kesengajaan.

Bahwa apa yang dilakukan itu dikarnakan karena adanya suatu arah dan tujuan yang luhur, mulia, baik yaitu keinginan untuk mewujudkan agar dirinya menjadi bagian dari masyarakat yang terbaik.

Jika salah satu aspek tersebut terpenuhi maka bisa dinamakan bekerja.

Dalam bekerja seseorang sebaiknya memiliki kekuatan dan sifat dapat di percaya. Kekuatan dalam hal fisik dan juga pikiran, namun biasanya seseorang yang tidak memiliki kekuatan fisik seperti halnya orang yang cacat fisik biasanya bekerja dengan menggunakan kekuatan akalnya. Bekerja juga bisa denga kuat fisik yaitu kuat tenaganya untuk melakukan suatu pekerjaan, namun pada umumnya orang bekerja memiliki kekuatan akal serta kekuatan tenaga. 

Tidak hanya kuat fisik dan mental tetapi juga harus memiliki sifat Amanah (dapat dipercaya), dimana seorang pekerja dalam bekerja memiliki sifat amanah maka dia melakukan pekerjaan dengan baik, jika seorang pekerja lebih mengedepankan sifat amanah maka ketika bekerja lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari seseorang atau dari seorang yang memperkerjakan kita. 

Sifat amanah sangat minim sekali pada zaman sekarang karena rata-rata seorang menginginkan suatu pengeluaran yang minimal tetapi mendapatkan suatu keuntungan yang lebih, sehingga mereka melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan lebih seperti halnnya dengan menjual makanan yang sudah tidak layak untuk di konsumsi dengan harga yang relatif sedang tetapi barang yang dijual tidak layak di perjual belikan. Maka sifat amanah sangat perlu dimiliki oleh seorang pekerja agar tidak ada seseorang yang merasa di rugikan. Seperti halnya juga seorang pemimpin perusahaan yang juga harus memiliki sifat amanah yaitu dengan membayar upah kepada pekerja dengan tepat waktu dan sesuai dengan apa yang seharusnnya di terima oleh pekerja.

Seorang pemimpin atau atasan harus memberikan upah atas apa yang telah di kerjakan oleh seorang pekerja dengan benar dan baik. Allah SWT, memerangi tiga golongan di hari akhir di mana telah dijelaskan dalam Hadis Riwayat Bukhori yang artinnya: "Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda: "Allah SWT berfirman: ada tiga golongan (orang) yang Aku (Allah) musuhi (perangi) pada hari qiyamat, seseorang yang bersumpah (memberi gaji) atas nama-Ku lalu mengingkarinya, seseorang yang menjual orang merdeka lalu memakan harganya (hasil penjualannya) dan seseorang yang memperkerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya namun tidak di bayar upahnya." (HR. Bukhori)

Dalam hadis diatas sudah jelas orang-orang yang akan di perangi oleh Allah SWT, di hari akhir ialah tiga golongan tersebut yaitu yang pertama adalah golongan orang yang telah berjanji kepada Allah akan memberi upah kepda pekerjannya namun orang tersebut mengingkarinnya atau melanggarnya dengan alasan yang tidak sewajarnya misalnya dengan alasan pekerja tersebut telah melakukan suatu pekerjaan yang merugikan atasannya (Bos) ternyta atasan tersebut tidaklah mengalami kerugian maka atasan (Bos) tersebut termasuk tiga golongan yang diperangi oleh Allah di hari akhir nanti. Yang kedua ialah golongan seseorang yang menjual orang merdeka lalu memakan hasil penjualan tersebut yaitu dimana seseorang yang menjual barang yang tidak mengeluarka zakat atas keuntungan lebih yang di perolehnya dan menikmati keuntungannya sendiri merupakan juga termasuk golongan yang akan di perangi oleh Allah SWT, di hari akhir. 

Pada zaman sekarang banyaklah orang yang tidak mengeluarkan zakat atas keuntungan lebih yang di perolehnya karena mereka berfikir bahwa hasil keuntungan yang ia peroleh adalah hasil dari dirinya sendiri serta mereka berfikir bahwa orang lain tidak berhak menikmati keuntungan yang kita dapat, mereka tidak menyadari bahwasannya keuntungan lebih yang di dapat ada bagian untuk orang yang membutuhkn sehingga harus memberikannya kepada orang yang membutuhkan. Yang ketiga adalah golongan orang-orang yang memperkerjakan pekerja kemudian pekerja tersebut menyelesaikan pekerjaanny namun tidak dibayar upahnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline