Lihat ke Halaman Asli

Alifah Nurkhairina

Fresh Graduate

Fenomena Bukber

Diperbarui: 23 Februari 2019   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bukber atau buka bersama adalah agenda rutin setiap Bulan Ramadhan. Bukber ini oleh sebagian orang dijadikan ajang untuk reunian dengan teman lama atau teman baru sekalipun. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan sebelum bukber, diantaranya adalah mengadakan kegiatan bakti sosial yang dirangkaikan buka puasa bersama anak panti, membuat acara reuni teman sekolah dan masih banyak yang lainnya. Tujuan dari bukber itu sendiri adalah sebagai ajang untuk bersua lagi dengan kawan lama, membandingkan keadaan teman lama kita dengan keadaanya sekarang, mencuri waktu agar semakin dekat sama si doi, sekedar mengabadikan moment agar bisa dipamer dimedia sosial, ataupun untuk mencuri kesempatan melihat mantan apakah masih sendiri atau sudah ada yang mendampingi, hihi..

Namun, beberapa diantaranya juga menganggap bukber adalah suatu kegiatan yang kurang bermanfaat. Maksudnya disini ialah kegiatan ini menyita cukup banyak waktu kita yang seharusnya kita maksimalkan beribadah. Apalagi biasanya jika reuni ini dalam skala besar terkadang dilaksanakan pada akhir-akhir ramadhan. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk menunggu anggotanya yang rantau pulang dari tanah rantau agar bisa bergabung memeriahkan kegiatan dan alasan lain juga mungkin persiapan yang masih kurang jadi mungkin diakhir Ramadhan lebih matang untuk dieksekusi. Biasanya karena adanya kegiatan ini perhatian kita teralihkan dari hal yang seharusnya dilaksanakan dibulan Ramadhan yaitu memaksimalkan ibadah kepada Allah.

Melihat fenomena ini biasanya muncul lah segelintir orang yang rela membuang waktu, tenaga, fikiran dan biaya untuk "mengadakan" kegiatan ini. Biasanya ciri-ciri orang ini adalah orang yang paling semangat mencari hari yang tepat untuk kegiatan bukber ini. Orang yang paling rajin mengingatkan di grup-grup media sosial perihal tanggal kegiatan. Biasanya ada beberapa yang merespon setuju dan adapula yang membatalkan karena beberapa alasan (alasan umumnya sih, karena sudah ada janji bukber yang lebih dulu diagendakan). Tapi orang ini tetap saja berupaya agar kegiatan bukber, harus jadi.

Setelah bersusah payah mengkoordinir kegiatan, orang ini tidak banyak kerja ataupun bicara saat hari kegiatan. Lebih tepatnya, dia risau kalau kegiatan yang selama ini dikoordinirnya tidak berjalan sesuai rencana ataupun tidak meninggalkan kesan positif kepada mereka-mereka penikmat kegiatan bukber. Meski begitu, satu hal yang harus ditekankan , bahwa orang ini berhasil "meng-ada-kan" cara buka puasa bersama, sesuai permintaan anggota grup.

Ditahun ini, Saya pribadi meminimalisir kegiatan bukber ini. Entah mengapa, kegiatan bukber yang tiap tahunnya Saya nanti, kini tidak lagi menarik. Yang dulunya jika sedang didiskusikan mengenai bukber Sayalah orang yang paling bersemangat, dan jika batal Sayalah yang paling kecewa. Ditahun ini, entah mengapa Saya merasa tidak lagi bergembira jika ada "wacana" mengenai bukber ini. Saya lebih senang jika teman-teman digrup satu persatu mengutarakan alasannya tentang kapan dan dimana diadakan dan tiba-tiba segelintir orang digrup datang untuk mengecilkan peluang teradakannya kegiatan bukber ini. Saya bersyukur. Mengapa demikian? Ibu saya pernah berkata mungkin menurutnya hanya pesan yang lewat dikepala Saya, Namun, setiap kata yang diucapkannya Saya selalu memasukkannya, mengingatnya sebaik mungkin. Ibu Saya bilang "Bahagianya kurasa, Nak. Kalau sama-samaki bukapuasa dirumah" Itu kalimat sederhana mungkin, Namun dalam maknanya. Semenjak kata-kata itu terlontar, Saya sebisa mungkin, dan harus bisa, membatalkan undangan buka puasa yang tidak terlalu wajib Saya hadiri dan Saya tidak terganggu akan hal ini.

Pesan yang ingin Saya sampaikan dalam tulisan Saya kali ini, Jangan biarkan waktumu terlalu lama diluar rumah. Kalian seringkali berusaha terus untuk mencari kebahagiaan ataupun kebaikan diluar sana, tapi kalian lupa akan kebaikan yang utama di rumah, yaitu menyenangkan hati orang tua. Ridho Allah, Ridho orang tua. Bisa jadi beberapa acara bukber yang kalian koordinir tidak berjalan baik sebab, orang tuamu yang sedikit cemas saat kau diluar rumah sehingga Ridhonya sedikit samar. Jangan takut membatalkan agenda undangan buka puasa bersama, mulailah perlahan, mungkin sulit tapi akan bisa karena biasa. Cobalah gunakan waktumu untuk memaksimalkan ibadah kepada Allah. Dimana bulan Ramadhan ini bulan yang sangat mulia. Segala kebaikan dilipatgandakan. Bersyukurlah kepada Allah, gunakan untuk memohon ampun atas dosa yang telah lalu, jangan sebaliknya, malah menambah dosa. Yuk perbanyak istigfar. Saling mengingatkan kita.. Semoga Allah menjaga kita dari segala keburukan... Aamiin

#SELFREMINDER
#SemogaBermanfaat
#27Ramadhan1439H

Gowa, 00.25 WITA
Alifah Nurkhairina

-Jangan lupa tinggalkan jejak, agar Saya tau siapa orang baik yang sudah membaca tulisan Saya-  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline