Lihat ke Halaman Asli

Ina Fatah

blogger, penulis, karyawan

kisah lutfi big brother ada di sekitar kita

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai kompasianer semua

apa kabar ? semoga sehat ya

Lama tak menulis neh..rindu juga..

Akhirnya kisah lutfi peserta reality show Big Brother Indonesia di Trans TV yang menggelitik saya untuk menulis.

Ya, malam ini lutfi didiskualifikasi oleh Big Bro, karena ia terbukti berbohong dan melakukan sejumlah tindakan pidana.Bagi yang tidak mengikuti kisah itu, saya gambarkan secara garis besar. Lutfi mengaku seorang dokter, orang tua pejabat dan kaya raya di Medan.

Tapi dengan sejumlah keganjilan dia, tim Big Brother Indonesia melakukan penyelidikan dan akhirnya terbukti ia bukan seorang dokter, anak pejabat bahkan orang kaya raya.Oranng tuanya cuma orang biasa saja.

Bahkan, lutfi telah menipu sejumlah orang dengan berbagai alasan, seperti adik kecelakaan, biaya kuliah dll. Sejumlah orang sudah dirugikan secara materil khususnya.

Apa yang dilakukan oleh lutfi, membohongi banyak orang dengan mengaku-ngaku anak orang kaya dan kemudian melakukan penipuan, pada dasarnya ada di sekitar kita. Saya lebih menilai lutfi itu adalah orang "sakit jiwa" dan lari dari kenyataan hidup.

Ia mungkin "frustasi" dengan kondisinya. Ia ingin jadi anak orang kaya dan mungkin ia bermimpi hidupnya senang. Tapi ia mendahului takdir. Ia sudah bersikap seolah-olah anak orang kaya dengan mengaku-ngaku ke banyak orang.

Saya pernah juga menemukan teman yang seperti lutfi. Saat sekolah saya pernah dibawa seorang teman ke rumahnya.Rumah lumayan bagus untuk ukuran di kampung. Tapi, saya melihat sejumlah kejanggalan.Pertama di rumah itu tidak ada foto dia yang terpajang bahkan dalam album yang terletak di ruang tamu. Kemudian ia juga tidak  mengajak kami masuk ke kamarnya, seperti kebanyakan anak sekolah klu berkunjung ke rumah teman, suka diajak ngobrol di kamar pribadi saja. Minimal kita bisa numpang berkaca dan berdandan hehehe

Akhirnya kebohongan itu terungkap, ternyata itu bukan rumah dia.Rumah tetangganya yang mana ia memang sering main ke situ dan sudah dianggap anak oleh orang itu. Menyakitkan ketika harus dibohongi oleh teman sendiri. Toh, kita berteman bukan melihat kekayaan orang tua, melainkan ketulusan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline