AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
Pada puisi yang yang berjudul "Aku" di atas merupakan salah satu puisi karya Chairil Anwar yang mengisahkan tentang seseorang yang akan berjuang sampai titik darah penghabisan saat masanya telah tiba. Biar pun banyak tantangan yang menghadang, dia tak akan berhenti berjuang. Karena si aku ingin hasil perjuangannya dikenang dan berdampak baik untuk orang lain di masa depan .
Gaya bahasa atau majas yang terdapat dalam puisi di atas sangat menarik ,sehingga para pembaca semakin tertarik untuk menikmatinya dan kata _ kata didalamnya sangat lugas dan mudah di pahami oleh pembacanya.pada puisi karya Chairil Anwar juga merupakan salah satu puisi yang sangat populer di masa penjajahan di Indonesia dalam merebut kemerdekaan republik Indonesia terdapat pada larik puisi .
Beberapa larik dalam puisi "Aku" telah menjelma semacam pepatah atau kata-kata mutiara: "hidup hanya menunda kekalahan"Sekali berarti sudah itu mati", "Kami cuma tulang tulang berserakan",merupakan bentuk perjuangan kaum muda yaitu Chairil Anwar beserta pemuda yang lain pada tahun 1945 .pada puisi Chairil Anwar di situ penulis juga menceritakan bagaimana proses perjuangan dirinya terhadap penjajahan yang begitu hebat dan dahsyat sehingga dia rela mati demi tercapainya kebebasan dari masa kolonial.
puisi Chairil Anwar juga banyak penggemarnya karena puisinnya begitu menarik untuk di baca.puisi banyak mengandung majas perbanding seperti contoh aku ini binatang jalang.