Lihat ke Halaman Asli

Pemimpin yang Menghidupkan Kembali Cahaya Harapan

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Inaikhnawaty@yahoo.co.id

Mengapa cahaya? Paling tidak ini adalah penanda bahwa di tanah Pandeglang Banten, Indonesia pernah lahir tokoh-tokoh mumpuni yang karismatik yang memberikan harapan bagi umat islam dan bangsa Indonesia ketika itu. Sebagaimana namanya Indonesia yang berasas pancasila yang diletakan niat dan cita-cita agung untuk menciptakan generasi pemuda yang memberikan dedikasi dan keahlian pemimpin bagi kemajuan umat.

Cita-cita agung itu tidak lepas dari peran dan dedikasi para pahlawan ketika itu. Soekarno yang dengan gagah memimpin pasukannya untuk memerdekakan bangsa. Setelah enam puluh Sembilan tahun Indonesia merdeka, apakah cahaya harapan itu cukup jauh melesat ke segenap penjuru bangsa dan alam raya? Ini pertanyaan substantif yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Sebagai bangsa yang memiliki semangat menyebar cahaya sangat tidak pantas apabila Indonesia diambang kehancuran. Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang tekun dan serius dalam mengelolanya, bukan pemimpin yang hanya memikirkan diri sendiri dan keluarganya saja, uang menjadi alasan utama mengapa mereka mencalonkan diri sebagai pemimpin.

Situasi Indonesia saat ini diterpa oleh kerisis multidimensi jelas menuntut peran serta pemimpin untuk menyelesaikannya terutama dalam membangun dan membentuk karakter bangsa yang telah kehilangan spirit, ruh dan cahaya kebenaran. Situasi saat ini memiliki tanda-tanda kehancuran bangsa seperti, meningkatnya kekerasan dikalangan remaja, membudayanya ketidak jujuran, rendahnya rasa hormat kepada orang tua, pembunuhan dimana-mana, dan banyak pemimpin bangsa yang melakukan KKN.

Jika diperhatikan dengan seksama, nyaris tanda-tanda kehancuran tersebut ada pada situasi dan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Tidak ada yang menyangkal kekerasan remaja pada saat ini serta membudayanya praktek ketidak jujuran, bahkan dalam proses pemilihan pemimpin sekalipun. Beberapa waktu yang lalu bangsa Indonesia telah melaksanakan pemilu banyak masyarakat yang bingung dalam melakukan pemilihan, masyarakat khawatir dari sekian banyaknya partai dan caleg di Indonesia tidak ada satupun pemimpin yang mampu bangsa ini. Sebelum melakukan pemilu banyak masyarakat yang beranggapan tidak usah memperdulikan partai mana yang akan dipilih asal ada uang mereka siap memilih. Partai manapun yang memberikan uang yang besar itulah yang akan mereka pilih, oleh Karena itu banyak calon legislatif yang bangkrut dan defresi karena mereka mengeluarkan dana yang sangat besar untuk memenangkan pemilu sekalipun dengan jalan yang curang.

Uang memang segalanya, tidak ada satu manusiapun di Dunia ini yang tak butuh uang tetapi sebagai masyarakat yang cerdas, sebagai pemuda yang berintegritas dan sebagai mahasiswa yang pandai seharusnya kita memilih bukan karena uang dan sembako semata.

Mudah-mudahan setelah melakukan pemilu tanggal 09 April lalu kita dapat menemukan sosok pemimpin yang dapat merubah bangsa kita menjadi bangsa yang baik, bukan pemimpin yang mementingkan dirinya sendiri dan hanya ingin duduk dikursi parlemen saja. Seperti dalam sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Iwan Fals. ”Wakil rakyatseharusnya merakyat jangan bingung kalau siding tentang rakyat”. karena mereka dipipih bukan dilotredan semoga kita memperoleh pemimpin yang memberikan cahaya harapan untuk bangsa kita kedepannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline