Lihat ke Halaman Asli

Ina Khoirunnisa

Tugas Kuliah

Dakwah Lingkungan Pandawara Group Sukses Menggemparkan Media Sosial dan Menginspirasi Masyarakat

Diperbarui: 25 Januari 2023   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Masa Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2013). 

Berbicara mengenai masa remaja, di era modern seperti saat ini, terdapat istilah FOMO yang memiliki arti sebagai kekhawatiran yang pervasif ketika orang lain memiliki pengalaman yang lebih memuaskan/berharga dan dicirikan dengan adanya dorongan untuk selalu terhubung dengan orang lain (Przybylski, Murayama, Dehaan dan Gladwell (2013). 

Fear of missing out (FoMO)

Fear of missing out (FoMO) pada dasarnya merupakan kecemasan sosial tetapi dengan perkembangan teknologi dan internet saat ini menyebabkan kondisi ini semakin meningkat (JWTIntelligence, 2012). Fear of missing out (FoMO) disebut sebagai suatu kecemasan sosial yang lahir dari kemajuan teknologi, informasi dan keberadaan media sosial yang kian meningkat. Ketika FOMO tidak dapat dikendalikan dengan baik, maka kita akan masuk ke dalam lingkaran yang sangat kurang baik. Kita akan cenderung selalu merasa kurang, jiwa kompetitif yang kurang baik sangat tinggi, dan lain sebagainya. 

Dan remaja merupakan masa transisi daripada anak anak ke fase dewasa. Maka dari itu pada fase remaja ini sering dimanfaatkan sebagai fase untuk mengeksplore segala sesuatu hal. Mulai dari hobby, minat bakat, dan lain sebagainya.

Mencari Jati Diri

Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu dimana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran lebih lanjut (Hurlock, 2004:233). Masa remaja akan menjadi masa masa yang sangat dirindukan oleh setiap manusia yang sudah beranjak dewasa. Karna banyak hal menarik dan hal hal baru yang membekas di benak para remaja pada saat di fase tersebut. 

Di fase ini, remaja cenderung sering meminta validasi atas suatu hal hanya untuk memastikan bahwa mereka sudah melakukan yang terbaik dengan ditunjukan dengan eksistensi mereka di beberapa lingkungan mereka yang mendukung. 

Sebagai contohnya seperti remaja yang aktif di beberapa kegiatan masyarakat, sekolah (osis), komunitas pecinta ala, dan lain sebagainya. Maka dari itu, peran dari pengawasan orang tua harus tetap diperlukan agar dalam pencarian jati diri ini kita tidak terlalu berlebihan dan melewat batas wajar agar tidak terjerumus kedalam hal hal yang negative.

Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein (1879-1955): "Religion without science is lame, Science without religion is blind". Yang memiliki arti bahwa "Agama tanpa ilmu pengetahuan akan lumpuh, dan Ilmu pengetahuan tanpa agama, akan buta." Dari kutipan tersebut tentu sudah membuktikan bahwa peran orang tua untuk selalu mendampingi anaknya dalam masa pertumbuhan harus sangat diperhatikan agar tidak melewati batas dan tetap memperhatikan nilai nilai ajaran islam.

Berbicara soal remaja, menurut survey remaja lebih sering menghabiskan waktu dan uangnya di coffe shop. Entah untuk belajar, berdiskusi dengan teman teman, dan lain sebagainya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline