/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
LOG MATA KULIAH“PEMBELAJARAN TERPADU”
Pertemuan I: Senin, 23Agustus 2010
Konsep pembelajaran terpadu melalui pembelajaran itu sendiri dan kurikulum terpadu. Kurikulum terpadu yang berlaku di Indonesia adalah kurikulum tematik.Sedangkan contoh nyata dari pembelajaran terpadu yaitu diterapkannnya “integrated day” atau “student day” dimana digunakan satu hari untuk pembelajaran sesuai kesukaan siswa atau mendatangkan wali siswa sebagai narasumber dalam pembelajaran.
LOG MATA KULIAH“PEMBELAJARAN TERPADU”
Pertemuan II: Jum’at, 27Agustus 2010
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran atau anatar dan inter mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi anak. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang tidak disekat-sekat.Contoh: antara pelajaran IPA dan IPS kalau di Indonesia pembelajarannnya dipisah (disekat). Pelajaran IPA dan IPS diajarkan sendiri-sendiri. Pembelajaran terpadu juga bukan merupakan pembelajaran yang dicampur, maksudnya adalah tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan dengan seenaknya sendiriakan tetapi yang bisa dipadukan yaitu yang sesuai saja.
LOG MATA KULIAH“PEMBELAJARAN TERPADU”
Pertemuan III: Jum’at, 4 September 2010
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang belajar anak yang melatarbelakangi pembelajaran terpadu diantaranya adalah sebagai berikut: a) hakikat perkembangan anak secara holistik, b) karakteristik belajar anak, c) kondisi obyektif dan kebutuhan.
Anak usia SD (sebelum 8 tahun) belajar secara holistik atau menyeluruh dengan menggunakan mata, telinga, intelektual dan gerakan (yang disebut SAVI) yang dilaksanakan secara bersamaan/menyatu. Pada saat anak melihat atau mendengar dan bergerak maka pada saat itu pula anak berfikir.
Anak SD sesuai dengan karekteristik perkembangannya, belajar melalui benda-benda konkret atau benda-benda yang ada di sekitarnya. Sehingga dipakailah pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan bahan-bahan kajian menjadi utuh dan bermakna serta siswa dapat belajar dari pengalaman langsung.
Guru SD harus bisa memahami kebutuhan anak, mengkondisikan kelas, dan menyesuaikan kemauan atau “kesukaan” anak. Anak dapat belajar dengan mudah karena gembira dan tanpa keterpaksaan.
LOG MATA KULIAH“PEMBELAJARAN TERPADU”
Pertemuan IV: Jum’at, 1 Oktober 2010
Tugas guru yaitu membimbing anak menjadi KREATIF dan melatih anak BERFIKIR KRITIS (Piaget). Pembelajaran terpadu bertujuan agar anak bisa mempelajari apa yang ada di lingkungan sekitar melalui kurikulum berbasis pengalaman. Belajar start-nya adalah keseluruhan dan hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang perkembangannnya holistik. Oleh karena itu pembelajaran terpadu di SD yang berpusat pada topik/tema (tematik) dan menekankan pada pengalaman siswa tidaklah bertentangan dengan kurikulum. Belajar adalah pengalaman sehingga dengan pengalaman, belajar akan lebih bermakana. Setiap siswa mempunyai kemampuan sendiri-sendiri baik dalam: belajar, bakat, talenta, kapasitas intelektual, minat, dan berbagai aspek lain. Sehingga dalam pembelajaran guru perlu memperhatikan apa yang menjadi kesukaan siswa dan melihat dari konteks siswa sedangkan guru tinggal mengikuti atau mengarahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H