Lihat ke Halaman Asli

Beryn Imtihan

Penikmat Kopi

Cahaya di Lingkar Kabut (7)

Diperbarui: 22 Oktober 2024   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

----Sebelumnya Cahaya di Lingkar Kabut Bagian 1 | Bagian 2 | Bagian 3 | Bagian 4 | Bagian 5 | Bagian 6

Setelah pertemuan itu, Hendra tak bisa berhenti memikirkan perkataan Arman. Apakah benar saksi kunci itu sudah tak ada? Apa yang dimaksud Arman dengan 'hilang'? Apakah ini berarti rencananya untuk membuktikan ketidakbersalahannya akan hancur di tengah jalan?

Malamnya, saat berada di lapas, Burhan menghampiri Hendra. Melihat kegelisahan di wajah temannya, Burhan bertanya, "Ada apa, Ndra? Kau kelihatan nggak tenang."

Hendra menceritakan pertemuannya dengan Arman, tentang ancaman yang baru saja ia dengar. Burhan mendengarkan dengan saksama, lalu merenung sejenak. "Kalau Arman sudah ngomong begitu, berarti dia sudah menyiapkan sesuatu yang besar."

"Dan aku harus menghadapinya," Hendra berbisik, lebih pada dirinya sendiri daripada kepada Burhan.

"Aku bisa bantu," kata Burhan tiba-tiba.

Hendra menoleh dengan tatapan penuh harap. "Apa maksudmu?"

Burhan menatap Hendra serius. "Aku punya orang-orang di luar, orang yang bisa mencari tahu apa yang terjadi dengan saksi kunci itu. Aku juga bisa coba bawa beberapa info ke sini, kau tahu aku punya cara. Tapi ada risikonya, Ndra. Arman bukan orang sembarangan. Kalau dia tahu kita bergerak, dia nggak bakal diam saja."

Hendra terdiam, berusaha menimbang-nimbang opsi yang ada. Setiap langkah yang diambil penuh dengan risiko. Tapi sekarang, dia sudah terlalu jauh untuk mundur.

"Aku siap," kata Hendra akhirnya. "Apa pun risikonya, aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline