Lihat ke Halaman Asli

Beryn Imtihan

Penikmat Kopi

Pendamping Desa: Pion Penting 100 Hari Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Diperbarui: 16 November 2024   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendamping desa, pion penting pembangunan desa (sumber: https://id.linkedin.com/pulse/)


Pemerintahan Prabowo-Gibran memasuki babak baru dengan ekspektasi tinggi dari masyarakat. Dalam 100 hari pertama, berbagai sektor pembangunan menjadi sorotan, terutama bagaimana program-program yang dijanjikan akan dijalankan dengan cepat dan efektif.

Salah satu program yang akan menentukan arah pembangunan jangka panjang adalah Dana Desa. Di tengah janji Prabowo-Gibran untuk membangun desa dan memberdayakan masyarakat pedesaan, ada satu aktor yang perannya sangat krusial namun sering terlupakan: pendamping desa.

Pendamping desa bukanlah sekadar birokrat kecil yang bekerja di balik layar. Mereka adalah pion penting dalam sukses atau gagalnya implementasi kebijakan Dana Desa. Tanpa kehadiran mereka, banyak kebijakan yang mungkin hanya menjadi janji kosong. Mereka berada di garis depan, berinteraksi langsung dengan masyarakat desa, perangkat desa, dan tokoh-tokoh lokal, memastikan bahwa setiap rupiah dari Dana Desa digunakan sesuai dengan tujuan. 

Dalam 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran, peran mereka akan sangat menentukan apakah visi besar pembangunan desa bisa segera terwujud atau justru tersandung oleh birokrasi dan masalah di lapangan.

Di era pemerintahan sebelumnya, Dana Desa sudah menjadi tulang punggung pembangunan di berbagai wilayah pedesaan. Tetapi tantangan utamanya adalah memastikan bahwa dana tersebut dikelola dengan transparan dan efektif. 

Dalam konteks inilah pendamping desa berperan penting. Mereka harus memastikan bahwa dana desa tidak diselewengkan atau salah sasaran. Lebih dari itu, mereka harus membantu perangkat desa dalam merancang program-program yang bisa membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat. 

Namun, masalahnya tidak sesederhana itu. Para pendamping desa sering kali berhadapan dengan berbagai tantangan yang tidak mudah. Di lapangan, mereka harus menghadapi berbagai kepentingan politik lokal, ego kepala desa, serta minimnya kapasitas perangkat desa dalam mengelola anggaran. 

Belum lagi jika berbicara soal mentalitas masyarakat yang sering kali skeptis terhadap pemerintah. Dalam situasi seperti ini, pendamping desa menjadi aktor yang sangat penting dalam menjembatani antara kebijakan dari pusat dan realitas di tingkat lokal.

Lalu, bagaimana pemerintahan Prabowo-Gibran bisa memaksimalkan peran pendamping desa di 100 hari pertama mereka? Pertama, pemerintah harus memastikan adanya dukungan yang memadai untuk para pendamping desa, baik dari segi pelatihan, sumber daya, maupun kejelasan peran. 

Pendamping desa tidak bisa hanya ditempatkan sebagai pengawas teknis yang bekerja sesuai prosedur tanpa memiliki pemahaman mendalam tentang permasalahan di lapangan. Mereka harus dilengkapi dengan kemampuan analisis, inovasi, dan kemampuan memecahkan masalah yang kompleks. Dengan demikian, mereka bisa menjadi agen perubahan yang aktif, bukan sekadar penyalur informasi dari pusat ke daerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline