Lihat ke Halaman Asli

Imtiaz Habib L

Undergraduate Student

Membongkar Dampak Psikologis Kekerasan Rumah Tangga: Luka yang Tak Terlihat

Diperbarui: 15 Agustus 2024   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kekerasan dalam rumah tangga bukanlah fenomena baru, namun dampaknya sering kali disembunyikan oleh stigma sosial dan rasa malu yang dialami oleh korban. Meskipun luka fisik mungkin sembuh seiring waktu, dampak psikologis dari kekerasan rumah tangga sering kali meninggalkan bekas yang mendalam dan berkepanjangan. Luka-luka ini tak selalu terlihat dari luar, tetapi mereka dapat menggerogoti kesehatan mental dan emosional korban, mempengaruhi seluruh aspek kehidupan mereka.

Apa Itu Kekerasan Rumah Tangga?

Kekerasan rumah tangga tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik. Ia dapat berupa kekerasan emosional, verbal, finansial, dan seksual. Kekerasan emosional, misalnya, melibatkan penghinaan, ancaman, manipulasi, dan kontrol berlebihan yang dapat merusak harga diri dan kepercayaan diri korban. Meskipun tanpa luka fisik, kekerasan jenis ini dapat memiliki efek yang sama menghancurkannya dengan kekerasan fisik.

Luka yang Tak Terlihat: Dampak Psikologis yang Mendalam

Dampak psikologis dari kekerasan rumah tangga dapat beragam, tergantung pada intensitas dan durasi kekerasan yang dialami korban. Beberapa dampak psikologis yang umum dialami oleh korban kekerasan rumah tangga meliputi:

1. Depresi dan Kecemasan 
   Korban kekerasan rumah tangga sering kali mengalami depresi dan kecemasan yang parah. Perasaan putus asa, ketidakberdayaan, dan kehilangan minat pada kehidupan adalah gejala yang umum. Kecemasan kronis dapat menyebabkan serangan panik dan rasa takut yang mendalam terhadap situasi atau orang-orang tertentu.

2. Trauma dan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) 
   Banyak korban kekerasan rumah tangga mengalami trauma yang mendalam, yang dapat berkembang menjadi PTSD. Mereka mungkin mengalami kilas balik, mimpi buruk, dan reaksi fisik yang intens terhadap pemicu tertentu yang mengingatkan mereka pada kekerasan yang pernah mereka alami.

3. Rendah Diri dan Hilangnya Identitas
   Kekerasan emosional sering kali dirancang untuk menghancurkan harga diri korban. Setelah bertahun-tahun menerima penghinaan dan caci maki, korban dapat merasa tidak berharga dan kehilangan identitas diri. Mereka mungkin merasa tidak mampu hidup mandiri dan percaya bahwa mereka layak menerima perlakuan buruk tersebut.

4. Ketidakmampuan Membina Hubungan yang Sehat
   Korban kekerasan rumah tangga sering kali kesulitan membangun hubungan yang sehat dan mempercayai orang lain. Trauma yang mereka alami dapat membuat mereka takut membuka diri dan rentan terhadap pengulangan pola hubungan yang destruktif.

5. Kecanduan dan Perilaku Merusak Diri
   Beberapa korban mencoba mengatasi rasa sakit emosional dengan kecanduan, seperti alkohol atau narkoba. Perilaku merusak diri ini sering kali menjadi cara untuk melarikan diri dari trauma yang dialami, meskipun pada akhirnya justru memperburuk kondisi mereka.

Menghadapi dan Menyembuhkan Luka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline