Lihat ke Halaman Asli

Imrrona _

Mahasiswa

Upacara Adat Iriban Desa Lerep

Diperbarui: 9 Agustus 2023   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Kamis (02/08/23), Tradisi Iriban kembali dilakukan di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah kembali diadakan. Tradisi Iriban berasal dari kata irib-irib atau nguri-uri dalam rangka melestarikan sumber air. Upacara Tradisi Iriban ini dilakukan setiap setahun sekali tepatnya dihari rabu kliwon dan telah menjadi tradisi turun temurun. 

Rangkaian acara upacara iriban di awali dengan berjalan kaki beriringan menuju lokasi sumber mata air dengan membawa nasi, sayur gudangan, lauk tambahan, buah-buahan, dan juga jajanan ndeso. Uniknya, makanan tersebut dibawa menggunakan tempat dari anyaman daun aren untuk mengurangi sampah plastik yang digunakan. Selain itu, mereka menggunakan kendi dan gelas dari bambu untuk minum. 

Dalam tradisi Iriban ini, warga desa lerep juga membawa ayam yang nantinya akan dibakar diarea lokasi iriban hingga matang, dan bagian jeroan ayam dimasukkan di bumbung bambu yang akan dibakar hingga matang. Setelah matang, ayam beserta jeroan tersebut akan dipotong-potong kemudian dimakan dengan nasi dan lauk tambahan yang juga dibawa oleh warga dari rumahnya masing-masing. 

Setelah semua makanan selesai disiapkan, warga akan berkumpul untuk melaksanakan upacara adat iriban dan dilanjutkan dengan makan bersama yang sebelumnya telah dihidangkan di atas daun pisang. Selain makan bersama, dalam upacara iriban tersebut juga terdapat pentas seni, dimana warga desa menampilkan hiburan berupa tarian khas Desa Lerep. Tarian ini biasa disebut dengan tarian guyub rukun, dilakukan oleh satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Adanya tarian ini menyimbolkan bahwasanya masyarakat Desa Lerep yang selalu guyub rukun.

Tujuan dari dilaksanakannya Upacara Tradisi Iriban ini adalah untuk menjaga agar sumber mata air di Desa Lerep tetap besar dan stabil. Konon zaman dahulu, sesepuh desa membelah bukit agar air bisa mengalir. Namun terdapat larangan yang tidak boleh dilakukan setelah upacara Iriban tersebut selesai, peserta dilarang untuk membawa pulang makanan apapun dari tempat acara tersebut. 

Masyarakat percaya bahwa siapapun yang membawa makanan dari acara tersebut akan mendapatkan kesialan. Tradisi iriban yang telah dilakukan sejak yaman dahulu sampai saat ini masih dilakukan sebagai bentuk pelestarian budaya adat istiadat desa setempat. Selain itu, dilakukannya upacara tersebut sebagai bentuk rasa syukur dari warga setempat, dan diharapkan dapat membawa keberkahan bagi masyarakat Desa Lerep.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline