Lihat ke Halaman Asli

Well Planning , Well Organizing & Well Culture .

Diperbarui: 21 Juli 2017   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat Perkembangan Umat Muslim di berbagai belahan penjuru dunia dewasa ini ,kita akan mendapatkan gambaran bahwa mayoritas dari mereka hidup di negara berkembang dengan ketergantungan ekonomi, perdagangan dan Teknologi dari negara yang mayoritas Populasi nya Non Muslim. Hampir tidak ada Negara Muslim yang mempunyai pengaruh Global baik secara ekonomis maupun politis,Walaupun komunitas Muslim dan OPEC menguasai 85 % cadangan minyak dunia. 

Salah satu penyebab utama dari kondisi tersebut adalah Lemahnya daya saing, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kordinasi yang kurang baik antar sesama komunitas Muslim . Gambaran tersebut dapat dilihat dari rangking Competitiveness Index Indonesia ( negara komunitas muslim terbesar di dunia ) ,yang berada di urutan ke 37 atau ke 4 di belakang negara ASEAN lain nya, seperti Singapore No 2, Malaysia No.18 dan Thailand ke 32. Hal yang sama terjadi pada Index 20 negara terkaya dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia yang hanya menempatkan Qatar di urutan ke 9, dan Kuwait di posisi 12, walaupun negara tersebut merupakan salah satu penghasil minyak dan Gas alam cair terbesar di dunia. 

Selanjutnya untuk 20 Negara dengan PDB terbesar di dunia,hanya 3 negara Muslim yang masuk di dalam nya yakni Indonesia, Turki dan Arab Saudi. Kesimpulan dari beberapa parameter tersebut adalah Negara Muslim yang masuk kedalam kategori negara yang beruntung atau memiliki index cukup baik ,masih bergantung kepada Comperative advantage / keunggulan sumber daya alam. Di sisi lain komunitas non Muslim yang mendominasi Index negara dengan kualitas baik , memiliki competitive advantage / Keunggulan daya saing ,walaupun tidak memiliki kekayaan sumber daya alam.

Dampak dari kondisi tersebut dapat di ukur pada pengeluaran devisa yang di bayarkan Pemerintah maupun Swasta untuk pengeluaran Lisensi, Royalty, Consultant , Research , Produk technology dan barang Impor lain nya kepada perusahaan manca negara, yang pada ‎akhir nya berdampak kepada melemahnya nilai tukar mata uang negara muslim tersebut.

Jika di bandingkan dengan kualitas kehidupan Umat Muslim pada abad ke 7 sd 14 Masehi ,kondisi tersebut merupakan Anomali dan menjadi Islamic History paradox, dimana Umat Islam sangat menguasai Perdagangan, ilmu pengetahuan dan ekonomi dunia dengan wilayah kekuasaan dan pengaruh nya meliputi semenanjung jazirah Arab,Africa sampai dengan selat Gibraltar serta sebagian wilayah eropa dan Asia.

Sesungguh nya Potensi kejayaan tersebut akan dapat terealisasi kembali pada periode tahun 2030 sd 2050,jika indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia dapat mengelola stabilitas politik & demokrasi , pemberdayaan hukum, pertumbuhan ekonomi diatas 5 % , surplus demografi , kekayaan sumber daya alam , kualitas index pembangunan manusia,peningkatan pendapatan perkapita dan pertumbuhan investasi ,yang akan mengantarkan indonesia menjadi kekuatan 5 besar ekonomi dunia dengan estimasi PDB pada tahun 2030 sebesar +/- U$ 5,500 Trillion.  

Pertanyaan nya adalah masih relevankah ajaran islam di tengah Era Globalisasi yang merubah pandangan dunia menjadi The World is too Small, Flat and Crowded , tanpa batas dan sekat – sekat Agama ,Budaya, Ras , dan geografi, yang melahirkan regulasi, Budaya dan Economy global, dan akan berpengaruh terhadap keimanan budaya, dan syiar Islam.

Bagi umat Muslim yang Peduli dan melaksanakan ajaran agamanya, mengetahui betul bahwa agama Islam mengatur seluruh aspek kehidupan umat nya mulai dari hal – hal yang bersifat pribadi , Hubungan Hamba dengan Sang Khalik,hubungan Masyarakat, sampai dengan urusan Politik ,hukum , ekonomi,dan kepemimpinan / kenegaraan . Bahkan sebagian dari aspek tersebut di atur secara detail seperti Masuk kamar mandi, Cara makan tidur / istirahat, hubungan suami istri , memilih sahabat, Menyimpan tabungan ,Zakat , warisan dan Lain nya. Melihat betapa Lengkapnya Islam mengatur semua itu, maka kesimpulan yang dapat kita petik dari tata kelola agama islam terhadap Umat nya menunjukan bahwa ajaran Islam membangun karakter dan budaya berikut :

A. Well Planning : semua kegiatan umat islam mulai dari bangun tidur sampai dengan kembali tidur
     haruslah direncanakan dan di niatkan dengan baik karena Allah. Perencanaan yang baik tersebut
     meliputi :

-   Niat Mencari Nafkah beserta tata cara ,inovasi dan perbaikan nya,

-   Mencari Ilmu agama dan Umum

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline