Lihat ke Halaman Asli

Anak Kebanggaan Kakek

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cerpen Hari Qurban

Begitu kakek melangkah menuju halaman rumah, Ayis berlari menghampiri kakeknya.

“Kakek mau kemana? Kambingnya kok diikat di depan rumah?” tanya Ayis.

“Sebentar lagi kakek  mau mengantarkan kambing ke masjid, untuk disembelih besok setelah salat Idul Adha,” jawab kakek.

“Ayis ikut ya Kek?” kata Ayis.

“Ayo!” kata kakek.

“Mbeeeeek....embeeeek” teriak kambing.

“Kambingnya lapar Kek, biar Ayis kasih makan dulu ya Kek?” kata Ayis sambil mengambil rumput di sebelahnya.

Ayis adalah anak polos yang masih berumur tujuh tahun. Ia adalah satu-satunya cucu kakek yang tinggal bersamanya. Ibunya meninggal sejak Ayis lahir. Sedangkan ayahnya pergi keluar negeri menjadi TKI untuk membiayai sekolah Ayis. Kakek hanya tinggal berdua bersama Ayis. Kakek bekerja sebagai peternak kambing. Setiap hari kakek sibuk mencari rumput. Sering kali Ayis membantu kakek memberi makan ketika selesai mencari rumput.

“Kenapa kakek membawa dua kambing, kok tidak satu saja? Nanti  kambing kakek tinggal sedikit,” tanya Ayis.

“Tidak apa-apa Cu, bagi yang mampu berqurban itu wajib hukumnya. Kalau untuk satu orang itu harus berqurban dua kambing,” jawab kakek.

“Begitu ya Kek? Satu minggu yang lalu Ayis diminta iuran sama guru untuk acara qurban sapi,” kata Ayis.

“Kalau iuran itu bukan berqurban Cu, tapi sedekah,” kata kakek.

“Kok bisa kek?” tanya Ayis.

“Kalu berqurban satu sapi, itu untuk tujuh orang bukan untuk ratusan murid. Kebanyakan di sekolah salah paham. Makanya Ayis belajar ngaji yang rajin, nanti di langgar pasti di ajari sama kyai Mustafa. Kalau rajin belajar Ayis akan  di beri kambing sama Kakek,” kata kakek .

“Hore... nanti kalau sudah besar Ayis mau berqurban juga ya Kek? Kata Ayis.

“Iya Cu,” jawab kakek dengan tersenyum dan memeluk Ayis.

“Tapi Ayis kasihan kalau kambingnya disembelih. Kesakitan,” kata Ayis.

“Ayis tidak usah bersedih, kambing yang disembelih itu senang dan akan langsung bertemu Allah di surga,” jawab kakek dengan perasaan bangga pada cucunya.

Kakek dan Ayis pun beranjak menuju masjid.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline