Lihat ke Halaman Asli

Sekolah Pinggiran Bukan Alasan untuk Tidak Berprestasi

Diperbarui: 22 November 2018   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(monitor.co.id)

Setahun yang lalu, tepatnya 2017 penulis mendapatkan tugas dari kampus untuk melakukan observasi atau sering disebut magang di salah satu sekolah yang berada di Pinggiran Kota. Disana penulis melakukan observasi mengenai keadaan sekolah, siswa, guru hingga pengelolaan kelas.

Dari hari ke hari penulis melakukan observasi akhirnya di salah satu hari penulis mendapatkan kesempatan untuk langsung terjun mengajar dan merasakan suasana dalam kelas. Dari sini, penulis menemukan berbagai macam siswa. Ada yang rajin, sedang, malas tapi tidak nakal, dan bahkan ada yang mempunyai hobi bertengkar dan mencari masalah.

Dari pengalaman tersebut, lantas penulis melakukan wawancara langsung dengan kepala sekolah mengenai keadaan siswa di sekolah tersebut.

Dari interview tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa siswa disekolah tersebut memamg banyak yang mempunyai sikap kurang baik. Salah satunya dikarenakan siswa di sekolah tersebut kebanyakan merupakan siswa yang memang sudah tidak diterima di sekolah yang ia inginkan, atau istilah kasarnya merupakan sekolah buangan.

Namun, yang penulis salutkan dari sekolah ini adalah sekolah ini mampu berpestrasi untuk bersaing dalam Ujian Nasional. Terbukti dengan sekolah ini mendapatkan sertifikat dan piala sebagai apresiasi dari prestasi mereka yang pada waktu itu mendapatkan juara 2 nilai Ujian Nasional tertinggi se-Kota memgalahkan sekolah-sekolah yang terkenal dengan sebutan sekolah unggulan.

Lalu penulis disini tertarik untuk bertanya kembali mengapa hal tersebut bisa terjadi? Padahal dengan keadaan siswa yang seperti itu?

Lalu kepala sekolah menjelaskan bahwa di sekolah tersebut terdapat organisasi bimbingan dan konseling dengan pola yang mana kepala sekolah memberikan wewenang sepenuhnya kepada guru BK untuk mengurus atau menyelesaikan masalah-masalah siswa nya.

Jadi disini pihak sekolah atau lebih tepatnya kepala sekolah hanya sebagai konsultan saja. Pihak sekolah percaya bahwa guru BK lah yang mempunyai kompetensi untuk mengurus dan menuntaskan masalah siswa terutama yang berkenaan dengan pembelajaran.

Selain hal tersebut, kepala sekolah juga menyatakan bahwa sekolah sangat terbantu dengan adanya guru-guru yang tegas dan berkompetensi. Karena dengan adanya guru-guru tersebut siswa menjadi lebih disiplin dan patuh dalam kegiatan pembelajaran.

Dari cerita tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah yang terpencil, atau yang muridnya sedikit tidak selamanya tertinggal. Dengan adanya organisasi BK beserta administrasinya yang bagus dan guru yang tegas serta berkompeten mampu menjadikan sekolah tersebut lebih unggul dari sekolah yang dianggap atau disebut "sekolah unggulan"

Selanjutnya penulis mengucapkan mohon maaf dan mengucapkan terima kasih telas membaca serta semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya calon guru agar menjadi guru yang tegas dan berkompeten.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline