Lihat ke Halaman Asli

Seksual yang Abnormal

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kejadian ini berlangsung sudah 1 bulan yang lalu. Memang bukan saya yang mengalami secara langsung, akan tetapi saya mendengar cerita dari teman kos saya. Waktu itu teman saya hendak pulang ke kos sehabis kuliah. Dia pulang dengan berjalan kaki melewati jalan yang biasanya dia lewati. Akan tetapi, di tengah perjalanan dia dipanggil oleh seorang laki-laki, “ssstt” begitu orang itu memanggilnya. Otomatis teman saya langsung menoleh dan melihat ke wajah orang tersebut. Ketika memfokuskan pandangan ke suatu titik, apa saja yang berada di sekitar titik tersebut masih bisa dilihat, tetapi terlihat samar. Untungnya teman saya hanya melihat ke wajah orang itu, tapi dia masih bisa melihat secara samar kalau orang yang memanggil itu sedang memainkan alat kelaminnya dan hendak menunjukkan kepada teman saya. Untungnya teman saya tidak merasa terkejut dan langsung meninggalkan tempat kejadian.

Dari peristiwa di atas, dapat dikatakan bahwa orang yang memanggil teman saya mengalami gangguan seksual yang disebut Ekshibisionisme. Dalam Ekshibisionisme, seseorang memiliki dorongan seksual yang intens dan fantasi yang menggairahkan yang mencakup memperlihatkan alat kelamin pada orang asing. Ekshibisionis biasanya tidak mengharapkan reaksi seksual dari orang lain, namun hal yang diharapkan adalah keterkejutan atau ketakutan dari orang yang melihat tersebut.. akan tetapi , beberapa Ekshibisionis memiliki fantasi bahwa orang yang melihat akan terangsang secara seksual.

Saya pernah menonton sebuah drama. Dalam drama tersebut ada adegan ketika seorang laki-laki memaksa perempuan yang tidak dikenalnya melihat alat kelaminnya. Si perempuan tidak mau dan lari, tetapi laki-laki itu terus mengejar perempuan ini. Entah apa yang dipikirkan oleh orang tersebut (orang yang mengalami Ekshibisionisme). Pastinya, orang yang mengalami Ekshibisionisme tersebut harus ditangani agar tidak semakin menjadi dan menimbulkan kepanikan di lingkungannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline