Lihat ke Halaman Asli

imroatul hamidah

saat ini saya bekerja sebagai freelancer

Menjadi Google Doodle Sapardi Djoko Damono, Siapakah Beliau?

Diperbarui: 21 Maret 2023   02:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Google Doodle Sapardi Djoko Damono (sumber gambar: foto Google captured)

Google Doodle adalah tampilan pada logo search engine google yang selalu mengalami perubahan. Perubahan logonya dibuat dengan konsep yang asyik, mengejutkan, terkadang juga secara spontan. Biasanya google doodle berubah untuk merayakan liburan dan peristiwa penting. Serta untuk memperingati sosok penting seperti seniman, pelopor, atau ilmuwan terkenal.

Seperti yang dilakukan google kemarin kepada salah satu pujangga Indonesia, yaitu mendiang bapak Sapardi Djoko Damono. Google menjadikan gambar beliau sebagai logo Google Doodle untuk memperingati ulang tahun beliau yang ke-83 tahun. Beliau adalah seorang penyair terkemuka di Indonesia yang mempunyai panggilan khas yaitu SDD, singkatan dari nama beliau Sapardi Djoko Damono.

Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Surakarta, dan beliau meninggal pada tanggal 19 Juli 2020 (pada usia 80 tahun) di Rumah Sakit Eka BSD, Tangerang Selatan. Beliau menikah dengan seorang wanita bernama Wardiningsih. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai dua orang anak, seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan.

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah lulusan jurusan Sastra Barat di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pendidikan terakhir beliau ditempuh di Universitas Indonesia, Fakultas Sastra. Di sana beliau menempuh program doktor, dan lulus pada tahun 1989.

Beliau pernah diangkat sebagai guru besar di Universitas Indonesia, dan ditunjuk menjadi Dekan Fakultas Sastra di Universitas Indonesia (UI) pada periode 1995-1999. Beliau juga menjadi salah satu pendiri Yayasan Lontar (yang didirikan tahun 1987), yang merupakan sebuah organisasi independen yang didirikan dengan tujuan sebagai media promosi karya sastra dan budaya Indonesia agar dikenal hingga mancanegara.

Karya pertama Sapardi Djoko Damono diterbitkan pada tahun 1969 dalam sebuah buku yang berjudul Duka-Mu Abadi, yang berisi kumpulan puisi karya beliau. Selain itu beliau juga telah menciptakan banyak puisi terkenal lainnya seperti yang berjudul "Aku Ingin", yang mana liriknya sangat populer dikalangan anak muda dan orang yang sedang jatuh cinta.

Berikut puisi karya beliau yang berjudul "Aku Ingin",

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;

dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu

kepada api yang menjadikannya abu.


aku ingin mencintaimu dengan sederhana;

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan

kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Ada juga puisi populer lain karya beliau seperti, "Hujan Bulan Juni", "Akulah si Telaga", "Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari", "Pada Suatu Hari Nanti", dan banyak lagi yang lainnya.

Puisi yang berjudul "Hujan Bulan Juni" adalah salah satu favorit saya,

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

Beberapa karya beliau juga dijadikan sebagai musikalisasi puisi, diantaranya seperti 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline