Pada sepi yang datang bertamu
Kusuguhkan secangkir rindu dan
Sepiring kenangan
Lalu kami berbincang
Tentang kau yang ada di sana
Di luar senja turun
Bersama temaram cahaya bulan
Dan pendar lampu jalan
Di sela-sela rinai hujan
Dan genangan air di aspal hitam
Namun dingin lesap di tanah
Karena kau menghangatkan
Kusapa angin yang berlalu
Mengejar bayang matahari
Dia terburu-buru
Dia tersipu-sipu
Ditebarnya harapan
Sepanjang jalan di mana pucuk daun di ujung ranting
Menyesapnya dengan dahaga
Di bawah tatap sendu burung-burung malam
Dan tangis pilu rerumputan
Ternyata dia juga rindu pada siang
Yang baru saja berlalu
Dibawa matahari ke peraduan
Kutanya pada`sepi
Bagaimana dia menyesap rindu dan mengunyah kenangan
Tanpa kekasihnya di situ
Dia menjawab
Bukankah dia ada di hatimu?
Selalu anggukku tersenyum malu
Hmm Rara Larasatiku
Sepi pun bisa menyampaikan senyum manismu
Dan belai lembutmu ke hatiku
Sehingga malam-malamku tak pernah biru
Paling tidak kunang-kunang akan mengirimkan lagu darimu
Ke mata dan telingaku
Ah sayang kau memang tak pernah meninggalkan aku
untuk rara larasatiku...sebungkah rindu dalam lautan rasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H