Lihat ke Halaman Asli

Imran Revanza

Mahasiswa STAI Al-Hamidiyah Jakarta

Pendidikan Islam Berbasis Multikultural

Diperbarui: 5 Juli 2023   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuh

Kekerasan yang terjadi di indonesia pada saat ini seringkali diwarnai kekerasan atas nama agama. Fenomena ini dapat dilihat dari berbagai peristiwa kerusuhan seperti di Poso yang terjadi sampai kini, kerusuhan Ambon dan beberapa aksi pengeboman di berbagai wilayah tanah air.

Dampak negatif yang ditimbulkan dan dapat kita lihat sekarang ini adalah kurangnya pemahaman mengenai pendidikan multikultural bagi generasi muda kita dalam hal ini anak usia sekolah. Kurangnya pemahaman mengenai pendidikan multikultural ini juga berdampak terhadap lunturnya identitas nasional bangsa Indonesia, nilai-nilai luhur bangsa Indonesia mulai ditinggalkan oleh generasi muda kita

Pendidikan multikultural berasal dari kata 'kebudayaan', dalam bahasa Belanda yang disebut cultur, dalam bahasa Inggris disebut culture. Sedangkan dalam bahasa Arab disebut tsaqfah, selain itu dalam pengertiannya yang berasal dari perkataan Latin, artinya mengolah mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini berkembanglah arti culture sebagai "segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam" 

Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang menekankan kederajatan dalam perbedaan kebudayaankebudayaan. Dari dasar pengertian ini dapat dikatakan bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menekankan kesederajatan dalam perbedaan-perbedaan kebudayaan atau latar belakang siswa 

Pendidikan Multikultural Menurut Para Ahli:

1. Azyumardi Azra, mendefinisikan multikultural sebagai pendidikan tentang keragaman kebudayaan dalam merespons perubahan demografi dan kultur lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan 

2. Hariansyah, dari sudut pandang psikologis, menjelaskan bahwa pendidikan multikultural memandang manusia memiliki beberapa dimensi yang harus diakomodir dan dikembangkan secara keseluruhan bahwa kemanusiaan manusia pada dasarnya adalah pengakuan akan pluralitas, heterogenitas, dan keberagamaan manusia itu sendiri. Keberagamaan itu bisa berupa ideologi, agama, paradigma, pola pikir, kebutuhan, keinginan, dan tingkat intelektualitas. 

Pendidikan Multikultural di Indonesia 

Pendidikan multikultural menemukan relevansinya untuk konteks Indonesia. Secara horizontal, berbagai kelompok masyarakat yang kini dikategorikan sebagai 'bangsa Indonesia' dapat dipilah-pilah dalam berbagai suku bangsa, kelompok penutur bahasa, golongan penganut ajaran agama yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sedangkan secara vertikal, berbagai kelompok masyarakat itu dibeda-bedakan atas mode of production yang bermuara pada perbedaan kelas sosial dan budaya  

Lantas bagaimanakah penerapan konsep pendidikan multikultural di Lembaga Pendidikan ?

  • Menekankan Kualitas Proses Ketimbang Hasil 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline