Apabila seseorang mendapatkan usahanya berjalan lancar maka dia menyadarkan usahanya tersebut atas pencapaian usahanya sendiri. Namun apabila seseorang menemui kegagalan dan hasil yang tidak sesuai keinginan mereka, maka dia menyadarkan pada takdir Allah. Orang semacam ini terkadang beranggapan dan mengucapkan bahwa semua ini takdir Allah dan tidak mau berusaha memperbaiki kehidupannya. Padahal apabila kita memiliki sifat yang bijaksana maka yang seharusnya keluar dari mulut kita adalah bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan sesuatu yang memiliki hikmah dan pelajaran yang sangat berharga.
Terkadang seseorang perlu gagal untuk meningkatkankan kualitas hidupnya. Dengan kegagalan tersebut kita banyak belajar sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebelumnya dapat kita hindari dan telah mengetahui cara menyelesaikannya. Namun tidak semua orang bisa melihat pelajaran tersebut atas peristiwa yang ia tidak harapkan. Manusiawi memang ketika seseorang tidak mengharapkan kegagalan, semua orang tidak menginginkan yang namanya kegagalan, semua orang di dunia ini ingin yang namanya kesuksesan dan jalan hidupnya tidak ada rintangan dan hambatan. Padahal semua itu adalah keniscayaan.
Dari peristiwa kebanyakan yang dialami manusia itu semua jalan hidup yang mesti mereka lalui. Ada yang kehidupannya tidak ada rintangan dan hambatan namun kita melihat dia senang dan apa yang dia inginkan pasti dia dapatkan, begitupun sebaliknya. Kesalahan seseorang dalam menyikapi takdir adalah beranggapan bahwa segala usahanya itu tidak ada intervensi Allah. Orang yang berasumsi bahwa semua yang ia dapatkan atas kerja kerasnya sendiri mereka telah keliru dan masuk pada tahap musyrik. Orang yang bijak pasti berpikir bahwa di dunia ini memang banyak sebab-sebab yang menjadi pilihan namun pada akhirnya yang menjadi akibat hanya Allah lah yang menentukan. Itulah dalam Islam diajarkan qada' dan qadar.
Setiap manusia yang apabila mendapatkan kesenangan dan musibah pasti memberikan respon yang berbeda-beda. Ada yang ketika mendapatkan kesenangan mereka lantas merayakan secara berlebih-lebihan dan ada juga yang biasa-biasa saja. Orang yang tipe berlebih-lebihan dalam menyikapi kesenangan yang dia dapatkan akan dekat dengan sifat sombong, pamer dan membanggakan diri sendiri. Sifat seperti ini yang harus kita hindari agar hubungan kita dengan masyarakat tetap terjaga harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H