Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Rifqi

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Indonesia Darurat Sex Education

Diperbarui: 19 Mei 2022   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sex education atau pendidikan seksual merupakan suatu kegiatan untuk memberikan pengetahuan terhadap anak mengenai kesehatan reproduksi. Hal ini bertujuan agar para remaja atau anak-anak memenuhi rasa penasarannya, paham akan bahaya dari seks bebas, dan  mencegah kehamilan sejak dini.

Di Indonesia memang masih minimnya tentang sex education atau pendidikan seks terhadap anak, tentunya  ini menjadi suatu masalah yang sangat mengkhawatirkan. Selain itu,  pengetahuan tentang seks masih dianggap sebagai satu hal yang tabu oleh masyarakat bahkan menganggap tidak baik dan tidak sopan apabila membahas tentang seksual. Oleh karena itu, mengajari dan mendidik anak dengan sebuah edukasi atau pendidikan seks diusia dini dapat terhindar dari masalah yang tidak diinginkan. 

Peran orang tua dalam perkembangan anak memang sangatlah penting. Apalagi dengan perkembangan teknologi, remaja bisa bebas dalam mengakses berbagai konten berbau negatif dari internet. Akibatnya, kasus kekerasan seksual, pelecehan seksual, pornografi hingga perilaku seks bebas di kalangan anak-anak atau remaja kerap menghiasi berita nasional. Itulah betapa pentingnya melakukan edukasi seks kepada anak-anak sejak dini.     

Pendidikan seksual atau bahasa kerennya sex education ini memiliki banyak manfaat yang secara tidak langsung mungkin tidak kita sadari. Namun demikian, di Indonesia sendiri masih banyak sekali pelecehan atau kekerasan seks yang terjadi dikarenakan kurangnya sosialisasi mengenai pendidikan seksual. Masalah yang timbul dari kurangnya edukasi seksual bukan hanya tentang pelecehan seksual saja, namun bisa lebih dari itu contohnya seperti aborsi, hamil diluar nikah, pemerkosaan, dan bahkan pedofilia juga akibat dari kurangnya pendidikan seksual. Dari berbagai macam kasus tersebut menjadi tanda bahwa di Indonesia masih minim terhadap pendidikan atau edukasi seks.

Belakangan ini memang kasus seks bebas mulai merajalela dan semakin meningkat dipemberitaan media massa, terutama pada kalangan remaja. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah adanya pergaulan bebas, hubungan tidak baik dengan keluarga dan faktor lingkungan.  Tentunya ini sangat memprihatinkan bahkan dapat dikatakan dalam kondisi darurat. Dalam kasus seperti ini harus memerlukan penanganan khusus dan serius dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintah,  pakar hukum, tokoh agama bahkan yang paling utama dari pihak keluarganya sendiri agar kondisi seperti ini bisa segera tertangani.

Lalu, Apa Dampak Buruk Dari Seks Bebas?

Dampak dari seks bebas memang sering memicu berbagai penyakit, dikarenakan seks bebas tidak mengetahui pasangan yang sehat saat berhubungan. Apa lagi, jika sering menggonta-ganti pasangan tentu dapat berisiko tinggi dan mudah dalam menularkan sebuah virus atau penyakit. Berikut beberapa dampak negative atau buruk terhadap seks bebas bagi fisik dan mental anak :

1. HIV/AIDSHIV merupakan penyakit seumur hidup.

 virus ini akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Penyakit ini terjadi dikarenakan dari infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merusak sistem kekebalan tubuh. Penularan HIV dapat terjadi dikarenakan seks bebas berganti-ganti pasangan, melalui hubungan seks vaginal atau biasa disebut anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Untuk saat ini belum ada satupun metode pengobatan dalam mengatasi penyakit HIV/AIDS.

2. Mudah terserang penyakit Kanker Serviks

Penyakit yang satu merupakan kanker mulut rahim yang dikarenakan oleh infeksi virus Human Papillomavirus (HPV). Virus ini dapat menular ketika seseorang berhubungan seksual. Remaja yang sering melakukan seks bebas atau berganti-ganti pasangan rentan terserang kanker serviks. Kanker serviks terjadi dikarenakan sel-sel yang sehat mengalami mutasi. Mutasi inilah yang menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak normal dan tidak teratasi sehingga dapat membentuk sel kanker.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline