Tanpa terasa, kita sebentar lagi akan meninggalkan tahun 2009 dan memasuki tahun 2010. Akhir tahun adalah musim liburan, saat dimana orang-orang merayakan Hari Raya Natal dan Tahun Baru bersama keluarga dan kerabat. Musim liburan ini juga identik dengan shopping season, atau musim berbelanja, karena orang-orang sibuk untuk membeli keperluan mereka untuk liburan, termasuk hadiah Natal dan Tahun Baru, tentunya. Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka terjadi pula perubahan dalam perilaku konsumen. Salah satunya, konsumen kini makin nyaman untuk berbelanja secara online. Sehingga, ini memicu fenomena cyber shopping semakin berkembang di seluruh dunia.
Maraknya Black Friday dan Cyber Monday
Musim cyber shopping kali ini dimulai sejak akhir November lalu, disebut juga dengan Black Friday, dimana orang Amerika biasanya merayakan tradisi hari Thanksgiving. Pada Thanksgiving, biasanya mereka berkumpul dengan keluarga dan melakukan perayaan dengan makan bersama, dan sebagainya. Black Friday ini menandakan awal dari kebiasaan berbelanja di musim liburan.
Menurut laporan dari International Council of Shopping Centers dan Goldman Sachs Group, penjualan pada toko yang sudah buka setidaknya setahun, terdapat kenaikan sebanyak 3.1% pada pekan yang berakhir pada 28 November, dibandingkan dengan setahun lalu. ICSC juga mengemukakan bahwa rata-rata konsumen melakukan 42 persen belanjanya untuk liburan selama Black Friday tahun ini, sedikit menurun dibandingkan dengan proporsi 48% tahun lalu. Hanya saja, total belanja meningkat dari $41 miliar tahun lalu, menjadi $41.2 miliar tahun ini.
Usai Thanksgiving, kemudian orang sudah mulai melakukan persiapan untuk merayakan hari raya Natal dan Tahun Baru. Natal dan Tahun Baru identik dengan hadiah dan pesta perayaan yang besar. Sehingga kemudian muncul istilah Cyber Monday, yakni hari pertama di bulan Desember dimana orang mulai bekerja sambil melakukan browsing online untuk menentukan barang-barang apa saja yang akan mereka beli.
Ritel-ritel online tidak mau ketinggalan untuk menggelar diskon besar-besaran demi menjaring konsumen. Kupon diskon mereka distribusikan kepada seluruh pelanggan melalui internet. Hasilnya, menurut perusahaan riset Coremetrics, penjualan pada Cyber Monday melejit sebesar 14 persen dibandingkan tahun lalu, dan melejit 24.1 persen dibandingkan dengan penjualan pada Black Friday sekalipun. Konsumen pada Cyber Monday dilaporkan menghabiskan sekitar $180.03 per order, meningkat pesat jika dibandingkan dengan level 2008 tahun lalu dimana rata-rata konsumen hanya belanja sekitar $130.24, dan lebih tinggi dibandingkan dengan belanja rata-rata pada Black Friday yakni $170.19.
E-Commerce, Sebuah Pergeseran Trend
Sepuluh tahun yang lalu, mungkin e-commerce masih terbatas pada beberapa nama saja, termasuk Amazon. Namun sekarang, online commerce sudah menjadi suatu hal yang umum. Ritel-ritel terbesar pun sepertinya tidak mau ketinggalan hype e-commerce dan ikut terjun dalam bisnis ini, termasuk Wal-Mart dan Sears.
Sebenarnya apa yang jadi kelebihan dari e-commerce? Dibandingkan dengan ritel offline, e-commerce menawarkan kemudahan dan fleksibilitas. Hanya dengan beberapa klik, belanja bisa dilakukan dari rumah atau kantor, hanya dalam hitungan hari, barang-barang belanja Anda sudah terkirim ke rumah. Konsumen melakukan self-service, pelayanan yang paling nyaman bagi dirinya sendiri. Selain hemat waktu, konsumen juga lebih hemat tenaga.
Selain itu, bisnis menjalankan e-commerce karena sejumlah keunggulan lainnya, terutama karena dapat menjangkau pasar global. Melalui internet, maka Anda dapat terhubung dengan seluruh dunia. Segmen pasar potensial semakin meluas dengan adanya e-commerce.
Melalui e-commerce, komunikasi berjalan dengan cepat. Jika newsletter mail biasanya baru sampai ke rumah pelanggan dalam beberapa hari, maka melalui internet, hanya dalam hitungan detik informasi sudah bisa sampai ke konsumen. Selain itu, ritel online tidak mengenal kata toko tutup seperti ritel offline, melainkan 24 jam. Jika konsumen melakukan order, maka order tersebut akan diproses oleh sistem.
Hanya saja, e-commerce bukannya tidak punya kelemahan. Seringkali, transaksi yang dilakukan hanya berlandaskan pada kepercayaan saja. Pada beberapa kasus, setelah seller mendapatkan uang dari pelanggan, lalu ia kabur begitu saja. Oleh karena itu, konsumen harus pandai dalam memilih seller. Pilihlah seller yang sudah dipercaya dan punya reputasi baik, seperti ritel-ritel besar. Jika mau memesan dari individual seller, maka sebaiknya lihat testimonial dari orang-orang yang pernah bertransaksi dengannya sebelumnya, seperti fitur yang ada di e-Bay.
Kemudian, kelemahan lainnya lagi, karena kita belum melihat produknya secara fisik, maka seringkali kecewa karena produk yang kita terima tidak seperti yang ada dalam gambar, atau seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, pertimbangkan terlebih dahulu sebelum memesan produk. Jika produk ini benar-benar harus pas dan signifikan untuk Anda, seperti pakaian atau sepatu, maka Anda mungkin bisa kecewa karena bahan pakaian tidak pas, sepatu salah ukuran, dan sebagainya.