Lihat ke Halaman Asli

Mega Widyastuti

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Perempuan Murahan

Diperbarui: 3 Juni 2024   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan negara yang beragam dengan budaya ketimuran yang masih identik dengan masyarakatnya. Termasuk penilaian terhadap perempuan.
Meskipun telah memasuki era modern dengan teknologi yang semakin canggih berkat bantuan artificial inteligence, faktanya IQ masyarakatnya berada pada kategori borderline (IQ:78) dan justru masyarakatnya mengalami degenerasi moral.

Pada tulisan ini, saya ingin membahas satu topik yang nampaknya masih menjadi momok dan isu panas yang tak kunjung mendingin yaitu tentang 'perempuan murahan'
Sebenarnya tidak ada indikator pasti dalam menilai apakah perempuan murahan atau tidak. Namun indikator yang masih melekat yaitu perihal 'keperawanan'. Sungguh hal yang memprihatinkan saat mendapatkan informasi bahwa seorang laki-laki hanya menginginkan perempuan yang masih perawan sementara dirinya tidak menjaga diri.
Selain hal itu ternyata ada fakta yang lebih memprihatinkan, yaitu ketika seorang perempuan justru menghakimi/melabeli perempuan lain sebagai 'perempuan murahan' hanya karena perempuan yang dilabeli pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Pertanyaannya adalah, mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah pelaku merasa bahwa dirinya adalah 'Athena' seorang Dewi Keperawanan? Nampaknya ini sangat lucu...

Menurut saya pribadi, meskipun saya tidak mendukung hubungan seksual diluar pernikahan. Melabeli 'murahan' pada perempuan adalah hal yang sangat tidak manusiawi dan tidak bermoral.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline