Lihat ke Halaman Asli

Mega Widyastuti

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Menertawakan Aku Sendiri

Diperbarui: 9 Februari 2024   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menertawakan aku sendiri

4 purnama kukira kita bersama, ternyata hanya aku yang menjadi lakon dalam kisah ini.
Awalnya, kau bertanya tentang penawar hati, namun hati yang kuberikan. Kau bertanya tentang waktu luang, namun luang itu justru kuberikan. Kau bertanya tentang sudut pandang, namun hal tak terduga selalu kau dapatkan..

Kau meminta waktu lebih agar kita setara, padahal aku tak pernah melihatmu rendah. Kau bertanya tentang bagaimana hidup yang ideal, namun bukan jawaban yang kau inginkan.
Kau berkata belum siap jatuh cinta karena hatimu masih berantakan, padahal nyatanya yang kau inginkan hanya dia seorang.

Seperti predator yang kelaparan, aku segitu menariknya bagimu. Saking menariknya, sampai kau adakan ritual sebelum memakanku!
Seperti srigala yang jatuh cinta pada domba, ada hasrat lain yang muncul tatkala aku salah masuk ke kandangmu.

Kau mempersilahkan aku pergi, tapi kau enggan melepas belenggu pada hatiku. Kau berkata aku berhak dapat yang lebih darimu, tapi kau menghalau yang lain untuk menghampiriku. Kau memainkanku dengan sangat halus sampai tak sadar aku telah terperdaya olehmu.

4 purnama kau mengurungku dalam dunia fantasi. Menyenangkan, penuh tantangan, namun membuat trauma.
Kini, 4 purnama itu telah usai. Waktu berduka t'lah berlalu. Kepingan hati t'lah selesai disusun ulang. Dan luka t'lah meninggalkan bekas.
Waktunya untuk menertawakan aku sendiri

Poem by a little bit of Mega




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline