Lihat ke Halaman Asli

Mega Widyastuti

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Kukira Sayang, Ternyata Takut Ditinggal

Diperbarui: 20 Januari 2024   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu terus berjalan, masih ingat rasanya saat dulu kau menghancurkanku sebegitunya. Aku tertatih dengan sedikit harap dan tak mengharapkan hari esok sama sekali. Rasanya begitu sakit dan melelahkan, entah percikan apa yang membuatku terus bertahan saat itu. Hingga akhirnya, kini aku bisa mengatakan 'waktu tidak berasa, ya'

Masih teringat jelas raut wajah bahagiamu dalam benakku. Guratan diujung bibir dan mata yang dahulu selalu aku nantikan. Kini, entah kemana aku tak ingin tahu. Masih merindu? tentu saja. 'tapi aku sudah tidak mengharapkannya lagi'

Kamu yang dahulu menemukanku sebagai ruang kosong, akhirnya berhasil mengisi hampir seluruh ruangan dalam diriku.

Kamu yang dahulu sedetik tak ada kabar membuatku kalut, sekarang sudah bodo amat

Kamu yang dahulu berkata tak akan pergi tapi terus menyakiti, sekarang aku tidak peduli

Kamu yang dahulu kutitipkan seluruh hatiku untuk dijaga, justru malah dirusak tanpa ampun

Hubungan kita yang dahulu penuh dengan drama takut ditinggal, kini telah menyisakan hikmah

Kita yang dahulu berpikir bahwa saling sayang, ternyata hanya saling takut ditinggal

Kita yang berharap bisa selalu bersama dan saling membangun, nyatanya hanya saling memborgol dan menahan sayap 'tuk terbang

Aku ingin begini, tapi tak bisa kusampaikan

Kamu ingin begitu, tapi tak bisa kausampaikan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline