dipelataran yang asri ini
aku ditemani angin yang menyejukkan raga
yang juga membantu mendinginkan hati yang sedang terbakar
terbakar karena tak mampu menahan ego
untuk berhenti menyiram bensin pada hati yang tandus
kering kerontang karena lupa untuk bertanya pada logika
aku memang bodoh,
sudah sakit terbakar tapi masih belum jua menyerah
sikapmu padaku seolah memberi makan pada ego yang kelaparan
ego yang hanya bisa dipuaskan oleh secuil perhatian darimu.
baik, jika itu maumu... aku akan membayangkan ketika pada akhirnya kau menyatakan cinta padaku