Lihat ke Halaman Asli

Mega Widyastuti

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Friends With Benefits

Diperbarui: 19 April 2023   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh


Friends with benefits adalah hubungan pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang melibatkan aktivitas seksual tanpa komitmen, perasaan cinta, dan biasanya bukan merupakan hubungan romantis jangka panjang.

Hubungan friends with benefits umumnya dijalankan oleh individu pada usia dewasa awal sampai menengah yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam sistem hubungan personal dan intimasi. Individu yang  berada didalam hubungan ini biasanya saling memfasilitasi dalam hal mengekspresikan seksualitasnya.

Individu yang berada didalam hubungan friends with benefits memiliki pandangan bahwa mereka memiliki otonomi atas dirinya sendiri, terutama dalam hal seksualitas. Mereka merasa bahwa keputusannya untuk terlibat dalam hubungan ini merupakan respon yang normal terhadap pengaruh dari faktor sosio-kultural dan bukan merupakan perilaku negatif karena tidak ada pihak yang dirugikan atas hubungan yang mereka jalani.

Pengalaman hidup memegang peranan yang cukup besar dalam pengambilan keputusan untuk menjalani hubungan tanpa komitmen ini. Dalam beberapa temuan, justru ada juga individu yang berlatar belakang dari keluarga religius yang justru malah terjebak dan merasa nyaman menjalani hubungan seksual dengan partner yang belum dinikahinya. 

Terkadang, keputusan untuk berada didalam hubungan tanpa ikatan pernikahan dinilai merupakan bentuk respon penolakan terhadap nilai-nilai konservatif yang ditanamkan sejak dini karena mereka lahir dari lingkungan tertentu, kemudian mereka mengadopsi nilai-nilai baru yang mereka anggap lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan hidupnya. Dengan menjalani hubungan ini, mereka merasa kebutuhannya akan kepuasan seksual dapat terpenuhi dengan baik tanpa harus merasa tidak nyaman dengan adanya tuntutan untuk menikah atau melakukan monogami. Hubungan seksual yang terjalin dalam hubungan ini dapat dilakukan dengan rutin tanpa adanya pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang selama kedua individu sama-sama ingin melakukannya.

Meskipun fwb merupakan hubungan tanpa komitmen, biasanya kedua belah pihak membuat kesepatakan sebelum mereka memutuskan untuk menyetujui hubungan tanpa status lebih dari teman ini. Kesepakatan yang dibuat diantara kedua belah pihak pastinya berbeda-beda, namun bisanya meliputi komitmen untuk tidak melibatkan perasaan, emosi, ataupun cinta, serta menjaga komunikasi, pertemanan, dan kerahasiaan hubungan intim yang mereka jalani.

Beberapa alasan yang mendasari individu menjalin hubungan fwb antara lain yaitu untuk melampiaskan hasrat seksual tanpa disertai komitmen dan emosi, memiliki pengalaman tidak menyenangkan atau kekecewaan yang mendalam pada hubungan berkomitmen sebelumnya, sebagai bentuk perasaan cinta, hiburan semata, perasaan percaya dan nyaman dengan teman, serta keinginan untuk menunda pernikahan karena sedang mengembangkan pendidikan atau karir.

Umumnya hubungan fwb hanya berlangsung selama beberapa bulan atau beberapa tahun saja, tergantung dari tingkat kepuasan individu yang terlibat didalamnya.

Aktivitas seksual yang dilakukan oleh pasangan fwb, cepat atau lambat pasti akan menimbulkan kedekatan inter-personal yang ditandai dengan sikap keterbukaan dengan pengalaman hidup dan segala perasaan didalamnya, saling berbagi pemikiran dan perasaan, menghargai satu sama lain, dan perasaan tidak ingin kehilangan.

Intimasi merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam kepuasan suatu hubungan. Karena dengan adanya intimasi, individu dapat saling mengkespresikan emosi yang dirasakan, menempatkan kelekatan, saling berbagi, dan merasa nyaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline