Pembahasan mengenai psikologi umumnya bertujuan untuk menjelaskan tentang kepribadian manusia. Misalnya ego, introvert, ekstrovert, dan lain-lain. Namun ternyata pembahasan tentang teori psikologi tidak cukup pada pembahasan tentang kepribadian saja, tetapi masih banyak hal lain yang membutuhkan penjelasan lebih dalam seperti prilaku dan proses mental. Misalnya, emosi, berpikir, persepsi, dan sebagainya.
Ilmu psikologi berkembang pada akhir abad ke-19 yang berakar dari filsafat dan fisiologi eksperimental. Salah satu kajian dan konsep psikologi yang dikembangkan adalah teori kepribadian atau personality.
Konsepsi awal mengenai manusia yang dikemukakan oleh para ahli filsafat pada zaman Yunani Kuno, seperti Hippokrates, Plato, dan Aristoteles dan juga sumbangan pemikiran dari filsuf pada zaman berikutnya, seperti Aquinas, Bentham, Comte, Hobbes, Kiekergaard, Locke, Nietszhe, dan Machiavelli. Yang kemudian dipetakan oleh para pendiri teori kepribadian seperti, Frued, Jung, Adler, dan Mc Dougall yang pada saat itu berpraktik sebagai dokter ahli psikoterapi dan dalam proses perkembangannya banyak dipengaruhi oleh tradisi observasi klinis dari Charcot dan Janet.
Secara konseptual, teori kepribadian memiliki keragaman karena bersumber dari terapis yang berbeda yang dipengaruhi oleh refleksi pribadi sang terapis, lingkungan sosial, budaya, dan filsafat manusia yang mereka anut.
Teori kepribadian merupakan deskripsi terstruktur dari tingkah laku karena kepribadian bukan merupakan bentuk tunggal dari satu perilaku. Kemunculan suatu tingkah laku terjadi melalui faktor anteseden, sebab akibat, motivasi, sasaran, dan tujuan yang saling berhubungan.
Sumber : Buku Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian Dalam Konseling Dr. Dede Rahmat Hidayat, M. Psi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H