Lihat ke Halaman Asli

Mega Widyastuti

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mengenal Psychological Well-Being

Diperbarui: 23 November 2022   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut bahasa, Psychological : psikologis, well-being : kesejahteraan. Psychological well being adalah suatu kondisi dimana individu telah sampai pada tingkat kesejahteraan mental yang baik. Kesejahteraan mental yang dimaksud bukan berarti hidupnya gaada masalah lagi yaa.. Melainkan individu yang sudah mencapai kesejahteraan mental yang baik memiliki mental dan pikiran yang saling berkorelasi sehingga membuatnya mampu menghadapi masalah hidup dengan baik. 

Individu dikatakan telah mencapai tahap kesejahteraan mental yang baik saat telah memenuhi 6 aspek, yaitu self-acceptance, personal growth, purpose in life, positive relationship with others, environmental mastery, dan autonomy. 

  • Self-Acceptance

Penerimaan diri. Kebanyakan individu yang sulit menerima diri adalah individu yang memiliki masa lalu yang buruk, seperti pernah mengalami kekerasan fisik/verbal/seksual, pernah menjadi korban bully, sampai tidak pernah diberi kesempatan untuk berpendapat. Nah, individu yang telah memenuhi aspek self-acceptance adalah individu yang secara sadar menerima bahwa masa lalu yang baik ataupun buruk adalah bagian dari dirinya saat ini. Sehingga dia telah memaafkan masa lalunya itu.

  • Personal growth

Pertumbuhan pribadi. Ciri-ciri individu yang telah memenuhi aspek personal growth adalah memahami bahwa setiap manusia adalah subjek yang unik sehingga membuatnya menajadi individu yang bijaksana, mau belajar dan mengembangkan potensi diri, membuka diri terhadap berbagai kemungkinan dalam hidup, dan mampu mengontrol segala hal yang masuk kedalam hidupnya.

  • Purpose of life

Tujuan hidup. Menurut buku Ikigai, sejatinya hidup adalah tentang tujuan. Individu dapat dikatakan memiliki kesejahteraan mental yang baik ketika dirinya memiliki tujuan hidup. Bukan hidup yang asal hidup.

  • Positive relationship with others

Hubungan positif dengan orang lain. Individu yang sejahtera mentalnya memiliki sifat yang hangat dan positif, dia mampu berteman dengan siapa saja, mudah beradaptasi, dan mampu memberikan kesan positif pada orang yang ditemuinya.

  • Environmental mastery

Penguasaan Lingkungan. Open mindset bukan berarti menerima segalanya tanpa filter. Individu yang sehat mentalnya pasti tau mana orang yang patut dijadikan teman atau hanya sekedar kenalan tanpa memutus silaturahmi. Individu ini mampu membuat circle yang positif dengan teman-temannya. Saat individu ini masuk ke circle pertemanan yang lain, maka dia tidak mudah terpengaruh karena telah memiliki self-boundaries yang baik.

  • Autonomy

Otonomi. Individu yang memiliki otonomi yang baik adalah individu yang telah menetapkan standar atau ideologi dalam hidupnya. Namun, standar/ideologi ini bukan berfungsi untuk mengukung diri dan bersifat kaku, melainkan untuk dijadikan pegangan hidup ketika hidupnya dilanda masalah atau terjebak dalam perbedaan pendapat. 

Semoga tulisan ini menambah wawasan baru ya

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline