Lihat ke Halaman Asli

Dampak Covid-19

Diperbarui: 13 Juli 2021   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awal tahun 2020, kita dihebohkan dengan adanya suatu virus mematikan yaitu virus corona. Virus ini ditemukan pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Virus corona  merupakan virus yang sangat cepat bermutasi, sehingga dapat menyebar dengan cepat sampai ke Indonesia. Penularan virus ini bisa melalui cairan dari tubuh seperti, ludah dan darah, bisa juga melalui perantara benda, atau melalui udara. Untuk mengetahui penderita virus ini sangat sulit jika dilihat secara kasat mata, itu dikarenakan gejala yang ditimbulakan sama seperti demam biasa.

Dari awal kemunculannya, sudah memakan banyak korban jiwa. Sehingga tak sedikit Negara yang menerapkan system lockdown. Penyebaran virus ini berdampak signifikan terhadap ekonomi Negara dan berbagai sektor, khususnya pada pendidikan. Sejak adanya virus ini, pemerintah mengubah system pembelajaran yaitu mewajibkan peserta didik melaksanakan proses pembelajaran secara daring. Untuk menunjang pembelajaran secara onlinr/daring, banyak hal yang harus dipersiapkan oleh peserta didik.

Proses pembelajaran secara online/daring, memang dapat menjaga peserta didik untuk tetap berada di rumah. Sistem ini sangat baik untuk mencegah penyebaran virus corona, karena dapat mengurani interaksi langsung pada lingkungan sekitar. Namun system ini menimbulkan beberapa permasalahan seperti, uang untuk membeli smartphone, membeli paket data, dan rasa jenuh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari permasalahan yang terjadi pemerintah memberikan bantuan berupa paket data belajar bagi peserta didik dan bagi yang membutuhkan diberikan smartphone atau laptop.

Pada sektor ekonomi juga berdampak besar, ini diakibatkan penerapan system lockdown yang mewajibkan seluruh masyarakan untuk tetap berada di dalam rumah. Akibatnya, bagi para pekerja lapangan tidak dapat melaksanakan pekerjaannya dan pekerja kantoran banyak yang di PHK, akhirnya menambah jumlah dari masyarakat yang pengangguran. 

Ada 1.010.579  orang pekerja yang terkena dampak ini, rincinya 873.090 pekerja dari 17.224 perusahaan dirumahkan, sedangkan 137.489 pekerja di-PHK dari 22.753 perusahaan. Sehingga, pendapatan mereka berkurang padahal kebutuhan tetap sama. Bahkan terkadang berambah, kerna harus membeli masker dan beberapa keperluan untuk menunjang keamanan dari virus corona.

Tidak hanya itu saja dampak dari virus corona, virus ini juga berdampak pada system pemerintahan. Adanya isolasiatau kematian dari bebrapa politisi Negara dan merubah jadwal pemilihan karena khawatir akan penyebaran virus ini. Seperti yang  kita ketahui, di Indonesia pada 23 september 2020 seharusnya dilaksanakan pemilu tatapi ditunda sampai tanggal 9 september, ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Sampai saat ini, update terbaru tentang virus korona adalah 2.491.006 positif, 2.052.109 sembuh, 65.457 meninggal. Angka ini masih termasuk besar pada masyarakat Indonesia, namun masih banyak masyarakat yang tidak atau kurang peduli akan keadaan ini. Hal ini diakibatkan keadaan ekonomi dan rasa jenuh yang dialami masyarkan, karena permasalahan dari virus ini tidak kunjung selesai. Untuk mengurangi dampak dari corona ini, pemerintah memberikan vaksin secara menyeluruh bangi masyarakat. Tetapi masih aja saja masyarakat yang tiadak mau untuk di vaksin, mereka takut kerena menurut mereka vaksin ini belum sepenuhnya aman.

Virus ini berpengaruh buruk bagi keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran dari dalam diri kita untuk lebih peduli akan situai pandemi ini. Memakai masker, hindari keramaian, membawa hand sanitizer, dan jangan berada di luar rumah terlalu lama. Agar korban dari kegansan virus ini dapat berkurang dan kita dapat terlepas dari bahaya yang selalu mingintai kita, kalau bukan diri sendiri yang memulai lalu siapa?  Jadi kesadaran itu sangat penting dalam situasi saat ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline