Lihat ke Halaman Asli

Immanuella Devina

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, UAJY

Merasa Hidup Biasa Saja? Cari Makna Kehidupan dengan Kajian Kultural Komunikasi!

Diperbarui: 23 Februari 2021   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Thinkstock

KEHIDUPAN YANG BIASA

Saat ini, saya menyadari bahwa kita sebagai manusia sering menjalani kehidupan dengan apa adanya. Kita bangun tidur, sarapan, melakukan aktivitas seperti bekerja atau belajar, istirahat, menonton televisi, bermain media sosial, kembali bekerja, dan akhirnya tidur kembali. Padahal, ada banyak rutinitas yang sebenarnya kita tidak tahu pasti maknanya atau alasan untuk melakukannya. Hal ini karena kita tidak pernah mau untuk memikirkannya.

Jika anda mulai memikirkan dan mempertanyakan realitas, anda akan sadar bahwa ada banyak hal yang tidak anda pahami. Mulai dari hal sederhana seperti pada saat bangun tidur dan hendak sarapan, anda memperhatikan bahwa  semua anggota keluarga harus duduk bersama dan membentuk lingkaran atau mungkin duduk di meja dengan ayah di tengah. Saat anda beristirahat dengan menonton sinetron favorit anda di televisi, pernahkah anda  memperhatikan bagaimana tokoh wanita selalu diceritakan patuh dan sangat setia pada suami yang jahat ? Apakah anda sadar bahwa wanita selalu diproyeksikan sebagai sosok yang lemah dan tak berdaya? Lalu, pernahkah terbesit dipikiran anda saat membaca sebuah berita, mengapa judul berita di media massa tidak pernah sesuai dengan apa yang diberitakan. Ada juga berita-berita yang membuat judul menyudutkan atau mengucilkan masyarakat yang minoritas.

Oke, mungkin saat ini kepala anda cenat-cenut dan mulai merasa bahwa kita berpikir terlalu jauh atau overthinking tapi apa benar? Apakah hal-hal itu adalah kebiasaan atau budaya yang biasa? Apakah memang itu lah kebenaran yang harus kita terima begitu saja? atau sebenarnya memang ada alasan tertentu bahkan kebenaran itu sebenarnya dibuat-buat saja? Oleh karena itu, saya ingin mengajak anda membuktikan kebenaran dari  realitas-realitas di sekitar kita melalui Kajian Kultural Komunikasi (KKK)

Apa yang perlu dipahami dari KKK? 

Sebelum lebih jauh mengenal KKK, kita akan melihat pokok bahasan dalam ilmu ini yaitu budaya. Budaya bukan hanya tentang adat-istiadat atau hal-hal tradisional tetapi budaya juga  adalah sebuah gagasan atau idelogi. Budaya adalah yang melatarbelakangi adanya tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat (Astuti,2003) Secara sederhana, budaya adalah alasan dari kebiasan yang kita lakukan ataupun kebenaran yang kita percaya. Gagasan dan ideologi inilah yang akan kita kaji untuk mengetahui makna praktik budaya di sekitar kita.

Kajian kultural atau kajian budaya secara umum dapat digambarkan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari proses penelitian dan pengamatan seputar pembuatan makna di suatu budaya. Kajian Kultural tidak lepas dari komunikasi (Astuti, 2003). Komunikasi adalah praktik budaya. Dalam komunikasi, terdapat interaksi atau penyampaian pesan dari komunikan kepada komunikator. yang merupakan wujud dari proses pemahaman makna dari simbol dan tanda. Makna tersebutlah yang merupakan gagasan atau budaya. Oleh karena itu, melalui komunikasi, kajian terhadap suatu budaya dapat dilakukan.

Apa yang menjadi dasar dari Kajian Kultural Komunikasi?

KKK hadir karena menyadari keunikan setiap budaya adalah hal yang harus dipahami, diterima, dan dihormati sebagai mana adanya. Selama ini, perbedaan budaya antar pihak ini diartikan menjadi suatu masalah. Kita bisa melihat banyak masalah karena perbedaan budaya dalam suatu interaksi. Contohnya, masalah perbedaan makna antara mahasiswa rantau dengan masyarakat dominan atau masalah tentang budaya patriaki di suatu lingkungan. Lalu, solusi yang ditawarkan dari masalah tersebut cukup ekstrem seperti  budaya satu pihak yang harus diseragamkan atau bahkan mendominasi budaya pihak lain. Nah, melihat hal tersebut kajian budaya berusaha membongkar praktik kekuasaan dari suatu makna, membongkar hegemoni ideologi dan wacana tertentu (Astuti, 2003).

Sejauh mana lingkupnya?

Sardar dan Van Loon dalam Astuti (2003) menjelaskan tentang karakteristik dari kajian budaya. Pertama, kajian kultural memiliki tujuan untuk menunjukkan adanya hubungan kekuasaan dan pengaruhnya dalam praktik kebudayaaan. Kedua, kajian kultural berusaha memahami dan menganalisis budaya yang sangat kompleks. Ketiga, kajian kultural juga merupakan objek studi. Keempat, kajian kultural  menunjukkan dan membongkar adanya pengotakan pengetahuan. Kelima, kajian budaya menjadikan hasil kajiannya sebagai sebuah evaluasi moral bagi masyarakat modern. Melalui kelima poin ini, kita bisa melihat bahwa kajian kultural komunikasi mengajak kita untuk kritis dalam melihat realitas kehidupan.

Nah, itu lah pengenalan singkat tentang kajian kultural komunikasi yang bisa anda pelajari untuk menganalisis realitas di sekitar anda. Kajian kultural komunikasi sendiri di Indonesia banyak meneliti media massa, budaya populer, atau bahkan kebiasaan di komunitas atau pun masyarakat. Semoga dengan mempelajari kajian kultural komunikasi, kita bisa membebaskan pikiran kita dari sekat-sekat semu dan memberikan pemahaman tentang suatu budaya kepada masyarakat luas untuk kehidupan bersama yang lebih baik.

Daftar Pustaka
Astuti, S. I. (2003). “Cultural Studies” dalam Studi Komunikasi: Suatu Pengantar. Jurnal Mediator, 4(1). 55-68. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline