Sumber gambar: Telegram Indari Mastuti
Sudah banyak berita yang beredar sejak Emmeril Kahn Mumtadz, putra sulung gubernur Jawa Barat dilaporkan hilang ketika berenang di sungai Aare, Swiss. Sejak saat itu, berbagai media cetak dan elektronik selalu menayangkan kabar terbaru dari hilangnya Eril. Selama seminggu proses pencarian, Eril dinyatakan meninggal dan salat gaib dilakukan banyak orang.
Eril, sapaan akrab Emmeril Kahn Mumtadz adalah sosok anak yang periang dan berjiwa besar. Dia memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama. Hal ini bisa dilihat dari berbagai rekaman kegiatan sosial yang dilakukan Eril dan teman-temannya. Selain itu, dia juga tidak pernah menunjukkan dirinya sebagai putra orang nomor satu di Jawa Barat.
Dari berbagai pemberitaan, masyarakat mulai mengenal kepribadian Eril. Hilangnya Eril di sungai Aare dan kebaikannya semasa hidup membuat patah hati banyak ibu yang mengenal dirinya dari layar kaca. Isak tangis dan doa tulus mengalir dari berbagai penjuru negeri untuk Eril dan keluarganya.
Kisah Eril dan Respon Masyarakat Indonesia
Barangkali muncul pertanyaan, mengapa harus kisah Eril yang diangkat dalam sebuah buku? Jawabannya bisa kita lihat dari respon netizen maupun masyarakat luas. Sejak Eril diberitakan hilang, masyarakat ramai menyampaikan doa untuk Eril supaya segera ditemukan dan doa untuk keluarga agar diberi ketabahan.
Tidak hanya itu, saat jenazah Eril ditemukan dan akhirnya dimakamkan di Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, masyarakat ramai dan antusias untuk berziarah. Apa yang membuat mereka rela datang jauh-jauh untuk mengunjungi makam Eril? Padahal mereka tidak kenal siapa dirinya. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena kebaikan Eril semasa hidupnya.
Ketika nama Eril ramai diperbincangkan, orang-orang yang pernah bersinggungan langsung dengannya memberi kesaksian betapa baiknya sosok Eril. Mereka ikut merasa kehilangan atas kepergiannya. Perbuatan baik Eril semasa hidup masih membekas di ingatan mereka. Banyak ibu yang ikut menetaskan air mata mengantar kepergiannya.
Banyak yang ingin disampaikan ibu-ibu lain tentang sosok Eril. Oleh karena itu, muncullah ide untuk membuat buku antologi yang mengangkat kisah Eril sebagai wujud kasih sayang dan penghargaan kepada Emmeril Kahn Mumtadz, sang putra bangsa.
Dear, A Eril, Buku Antologi dari Indscript Creative
Sebenarnya ada beberapa buku tentang Eril yang sudah terbit. Salah satunya Dear, A Eril yang diterbitkan Indscript Creative. Buku Dear, A Eril adalah buku antologi yang ditulis oleh lebih dari lima puluh ibu rumah tangga yang tergabung dalam Indscript Creative. Ide ini dimunculkan oleh pendiri Indscript sendiri, yaitu Indari Mastuti.
Ketika Indari Mastuti menyampaikan kepada penulis Dear, A Eril bahwa buku ini sudah diserahkan Kepada Ridwan Kamil dan Atalia, beragam tanggapan muncul. Ada keharuan yang dirasakan. Mereka tak menyangka bahwa karya mereka sampai kepada gubernur Jawa Barat dan mungkin juga sampai kepada presiden. Buku ini sudah dibagikan secara gratis sebagai hampers pada acara 40 hari kepergian Eril beberapa waktu lalu.