Lihat ke Halaman Asli

Imi Suryaputera™

Jurnalis, Penulis, Blogger

Doa

Diperbarui: 24 Februari 2016   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Doa Saya tampaknya tak dikabulkan Tuhan, Ki," keluh Jarwo, pada kesempatan pagi itu sedang sarapan kopi di warung Bu Minah. Keluhan itu ditujukan ke Aki Dalang, karena baru mereka berdua yang jadi tamu di warung.

Mendengar keluhan Jarwo itu Aki Dalang tampak menarik nafas dalam sebelum menanggapinya, boleh jadi sambil berpikir tanggapan apa dan bagaimana yang akan Ia sampaikan.

"Memangnya Kamu itu berdoa apa dan untuk apa ?" malah pertanyaan yang keluar dari Aki Dalang.

"Aku berdoa agar bisa hidup seperti orang-orang yang enak, makmur, dan kaya," jawab Jarwo yakin.

Aki Dalang tertawa mendengar jawaban Jarwo yang Ia pikir adalah jawaban standar, atau lebih tepatnya keinginan standar dari tiap orang yang merasa kehidupannya sulit bin susah.

"Kurasa doamu itu bukan tak dikabulkan Tuhan, tapi ditunda untuk waktu yang tak ditentukan," ujar Aki Dalang sambil tertawa pula.

"Yah, itu namanya sama saja dengan tak dikabulkan," sungut Jarwo cemberut.

"Perlu Kamu ketahui dan renungkan; Tuhan telah memenuhi apa yang Kita butuhkan, tapi Tuhan belum tentu memenuhi apa yang Kita inginkan," kata Aki Dalang seperti seorang Pilsuf.

Mendengar perkataan Aki Dalang itu Jarwo makin tampak tak bersemangat, kopi yang ia teguk pun seolah lenyap manisnya.

"Padahal Aku sudah memenuhi kewajiban yang diperintahkan Tuhan kepadaku, dan menghindari larangannya pula," Jarwo berargumen.

"Mungkin saja Kamu berdoa itu belum sesuai dengan Standard Operation Procedure yang diperintahkan Tuhan," timpal Aki Dalang yang disertai tawa berderai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline