Lihat ke Halaman Asli

Imi Suryaputera™

Jurnalis, Penulis, Blogger

Jangan Samakan Anas dengan Tukang Sayur

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu KPK sudah memanggil Anas Urbaningrum, tapi yang dipanggil belum juga datang. Anas tidak tuli andai dipanggil dengan suara. Anas dipanggil melalui surat, pun Anas tidak buta huruf, dia orang pintar pasti bisa membaca. Andai Anas malas membaca surat panggilan, dia bisa minta bacakan ke para loyalis yang berada di sekitarnya.

Tapi kenapa Anas tidak segera datang memenuhi panggilan KPK ?
Jawaban Anas maupun dari para loyalisnya pasti berbeda dengan jawabab yang saya buat. Karena Anas itu bukan seorang tukang buah, dia juga bukan tukang penjual sayur keliling, apalagi seorang tukang gerobak.

Anas itu orang terhormat, terpelajar, politikus pula. Dia pasti punya berbagai alasan yang mungkin tak terpikir oleh orang awam seperti kita, sehingga dia tidak langsung memenuhi panggilan KPK untuk diperiksa dan dimintai keterangan terkait proyek Hambalang. Saya yakin Anas tidak takut terhadap KPK, nyatanya dulu dia sempat membuat pernyataan berani digantung di Monas jika terbukti ikut menerima uang dari proyek Hambalang tersebut.

Jangan kita meremehkan Anas dengan mengatakannya takut terhadap KPK, itu berarti sama saja menyamakannya dengan tukang sayur yang takut dengan petugas Hansip

Percayalah Anas sama sekali tidak takut terhadap siapapun, dia cuma takut kepada Tuhan Yang Maha Mengetahui segala perbuatan makhlukNya. Anas waktu itu hanya masih sedang mengatur strategi politik karena dia memang seorang politikus.

Bagaimana jika KPK menjemput Anas secara paksa dengan bantuan kepolisian ?
Nah, ini dia yang kita semua tunggu apakah KPK punya nyali. Tapi ternyata Anas datang sendiri tanpa harus dijemput paksa. Anas memang seorang negarawan ? Silakan kita masing-masing menilainya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline