Lihat ke Halaman Asli

Imi Suryaputera™

Jurnalis, Penulis, Blogger

Obat Batuk Untuk Dapatkan Efek Mabuk dan Trance

Diperbarui: 4 April 2017   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa orang pemuda tanggung itu tampak berjalan sempoyongan, terdapat pula diantaranya yang tertatih seolah sedang menapaki anak tangga. Terlihat agak aneh cara mereka berjalan, seperti orang yang sedang mabuk. Kupikir mereka memang mabuk; usai menenggak cairan beralkohol, atau minuman keras (Miras).

Menurut menurut seorang warga yang kenal dengan beberapa pemuda itu, mereka memang suka mabuk, tapi bukan karena menenggak cairan yang mengandung alkohol atau Miras. Mereka mabuk karena sehabis meminum obat, bukan sejenis obat koplo.
Para pemuda itu untuk memperoleh efek mabuk adalah dengan meminum jenis obat-obatan yang sebetulnya diperuntukkan bagi penyakit dalam.

Untuk memperoleh efek mabuk, atau kondisi trance, para pemuda itu meminum obat untuk batuk, yakni dextrometorphan (dextro), dan sejenis penyakit tulang yang biasa disebut dengan Zenith.
Dalam dosis tertentu (tentu saja over dosis), dextro bisa menimbulkan efek mabu dan trance bagi penggunanya. Begitupun dengan penggunaan Zenith. Dan tak jarang mereka mencampur kedua jenis obat tersebut sekaligus.

Untuk membeli jenis obat sejenis ecstacy, disamping harganya yang mahal, sulit memperolehnya, juga mengingat hukumannya yang cukup berat jika tertangkap polisi. Maka mereka memilih alternatif menggunakan obat-obatan yang termasuk bebas diperjual belikan di berbagai toko obat dan apotik itu. Harganya murah dan terjangkau oleh kocek para pemuda yang kebanyakan pengangguran itu. Dengan hanya Rp 5 ribu, bisa memperoleh 20 butir Dextro, atau 10 butir Zenith, yang bila diminum sekaligus menurut mereka seolah sedang berada di alam lain.

Dengan cukup banyaknya para pengguna kedua jenis obat-obatan tersebut di daerahku, untuk keperluan diluar kegunaannya, terdapat cukup banyak juga penjual atau pengedarnya. Menurut beberapa orang penjual dan pengedarnya, keuntungan dari berdagang Dextro dan Zenith, lumayan. Mereka biasanya membelinya dari toko obat atau apotik dalam kemasan botol atau keping, lalu dijual dengan hitungan butir.

Para pengguna kedua jenis obat-obatan tersebut tampaknya tak sebatas para pemuda pengangguran, tapi sudah merambah ke kalangan pelajar. Tak sedikit dari para pelajar yang ikut-ikutan sebagai pengguna, karena harganya yang cukup murah dan terjangkau itu.

Selama ini meski tak jarang pihak kepolisian setempat melakukan penertiban terhadap peredaran, penjualan dan penggunaan Dextro dan Zenith untuk keperluan mabuk dan trance, namun pihak kepolisian selalu terbentur pada aturan yang menurut mereka kurang jelas sanksinya. Mereka yang tertangkap terkait penyalahgunaan kedua jenis obat-obatan tersebut hanya diberi pengarahan, kemudian dilepas, dan mereka kembali seperti semula tetap mengedar, berjualan dan menggunakannya secara sembunyi-sembunyi layaknya pelaku pskotropika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline