Lihat ke Halaman Asli

Imi Suryaputera™

Jurnalis, Penulis, Blogger

Aku Keturunan Nabi Nuh

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Ketika seorang kenalanku yang bertampang Timur Tengah dengan bangganya menyatakan, "keluarga kami masih keturunan Rasul Muhammad SAW", saya tak mau kalah.

Saya tak mau kalah karena melihat kesombongan kenalan saya itu, bahwa keturunan mereka lah sebaik-baik manusia di muka bumi ini.

"Saya masih keturunan Nabi, yakni Nabi Nuh, AS," cetusku jengkel.
Kenalan saya itu kaget dengan muka bego.
"Masa sih, baru dengar bila ada manusia yang mengaku masih keturunan Nabi Nuh," ujarnya heran.
"Ya iyalah, kalau saya mengaku keturunan Nabi Isa, AS, semua juga tahu bila Nabi Isa itu taksempat menikah," balasku tak mau kalah.

Merasa aku menyainginya, kenalanku itu melanjutkan pertanyaannya karena penasaran.
"Keturunan kami ada catatan silsilahnya sehingga nasabnya sampai ke Rasul Muhammad SAW, tentunya kamu pun harus bisa menunjukkan catatan silsilah nasab hingga sampai ke Nabi Nuh," kata kenalanku itu seolah meremehkan.

Namun jawabanku pun tak kalah taktisnya.
"Kamu kan tahu, pada jaman Nabi nuh, Allah menurunkan banjir besar yang membinasakan banyak manusia yang ingkar dan kafir. Pada saat terjadi banjir besar itu, nenek moyang kami yang masih keturunan langsung dari Nabi Nuh, sibuk menyelematkan diri dari terjangan banjir. Sehingga dia tak ada kesempatan menyelematkan berkas catatan silsilah nasabnya. Menyelematkan diri saja sulitnya minta ampun, apalagi sampai memikirkan dan berusaha menyelematkan berkas catatan silsilah nasab," jawabku sambil senyum kemenangan. (Just for kidding)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline