Lihat ke Halaman Asli

Imi Suryaputera™

Jurnalis, Penulis, Blogger

SMS dari Penjara

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini saat menghidupi ponsel, ada pesan masuk di inbox. Sederet pesan dari seorang kenalan yang kutahu saat ini sedang meringkuk di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) Kelas IIIC di Kotabaru. Kenalan ini sejak masih dalam Rutan Polres Tanah Bumbu, sering mengirim pesan mnta pulsa, dan setiap kali pula aku kirimi; paling tidak kukirim pulsa senilai Rp 20 ribu. Aku sangat paham betapa sangat membosankannya tiap saat berada di balik tembok tahanan.

Untuk diketahui, Tanah Bumbu sebagai kabupaten pemeran sejak 2003 lalu, hingga kini belum memiliki Lapas. Para tahanan pelaku kriminal dikirim ke Lapas Kotabaru, bekas kabupaten induk.

Bisa kirim pesan dari ponsel di tahanan ?
Tak perlu heran, semua kita sudah tahu bagaimana kondisi Lapas di negeri ini. Jangankan cuma ponsel yang bisa masuk dan dipegang oleh para tahanan, tipi, VCD/DVD player, kasur tebal, bahkan salon pun bisa masuk ke ruang tahanan. Yang penting mau dan berani bayar alias "wani piro".

Pesan dari kenalanku itu tak cuma berhenti pada minta pulsa. Setelah kukirimi pulsa senilai Rp 25 ribu, kembali pesan baru masuk; ucapan terima kasih. Selanjutnya masuk lagi pesan yang menceritakan kondisi didalam Lapas Kotabaru. Menurut kenalanku itu, para Napi lama sering melakukan pemukulan terhadap para tahanan yang baru masuk. Bahkan para Napi nakal itu tak jarang menggunakan senjata tajam berupa pisau. Para Petugas di Lapas Kotabaru menurut kenalanku itu, tak bisa mengatasi masalah tersebut.

Dari mana mereka mendapatkan senjata tajam ? Menurut kenalanku itu, para Napi nakal membuat pisau dari potongan-potongan besi yang terdapat di bengkel pelatihan untuk para Napi yang terdapat di Lapas. Para Petugas sangat jarang melakukan razia terhadap barang-barang milik para Napi termasuk kepemilikan senjata tajam.

Membaca pesan dari kenalanku yang lebih kepada curhat ini, aku membayangkan betapa bertambah tidak nyamannya kondisi para Napi disana. Pembinaan terhadap para Napi agar mereka menjadi lebih baik sekembalinya ke tengah masyarakat agaknya tak berhasil sesuai harapan semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline