Lihat ke Halaman Asli

Terlahir Kedunia ini Karena Kitalah Pemenangnya...

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita ,terlahir sebagai manusia dimuka bumi ini  merupakan anugrah paling indah yang diberikan Tuhan. Kita patut dan wajib bersyukur atas karunia besar ini. Dan berterima kasih kepada kedua orangtua. Sebagai manusia , kita dibekali akal pikiran dan derajat yang lebih tinggi dibanding mahluk Tuhan lainnya. Dan pada dasarnya, sebagai manusia , kita selalu ingin menjadi yang terbaik. Ingin menjadi pemenang entah itu disekolah , dipekerjaan dan sebagainya. Kita ingin diakui keberadaan kita sebagai sesosok yang diperhitungkan sesuai dengan bidang / keahlian yang kita miliki. Memang tidak semua orang begitu. Tapi hal ini adalah wajar dan manusiawi. Ada satu hal yang perlu kita tahu, satu hal sepele dan sudah kita bawa begitu dilahirkan ke bumi ini. Bahwa terlahir kita sebagai pemenang. Kita dilahirkan karena kitalah pemenangnya. Iya.. kita sudah menang, menang melawan jutaan saudara - saudara kita lainnya ( sel sperma ) dalam perjuangan untuk membuahi sebuah sel telur, kita menang melawan mereka dalam perjuangan untuk bisa terlahir ke muka bumi ini. Sederhana bukan?

Jadi, tidak ada orang didunia ini yang bukan pemenang. Tidak ada orang yang tidak menjadi juara. Tidak perlu berkecil hati, tidak perlu minder, karena kekurangan yang kita miliki. Justru dengan kekurangan yang kita miliki, kita harus berjuang dan berkarya lebih , menjadikannya sesuatu yang positif. Sama seperti disaat kita berjuang melawan saudara- saudara kita lainnya yang kalah dan tewas dalam pertarungan itu. Berpikir positif dan yakinlah.. kamu pasti bisa, aku juga bisa , kalian bisa  dan kita semua pasti bisa.. karena kita bisa.. kita dilahirkan karena kita-lah pemenangnya..!!! Amin... With Love, Husin Peng / @im_hp3 ---Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline