Lihat ke Halaman Asli

Pengarang Yang Merakyat

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku pertama Serial Wiro Sableng

Kemarin saat saya bersih-bersih dan iseng-iseng mengecek koleksi buku lama, tidak sengaja saya menemukan buku kesukaan saya seperti gambar dibawah

[caption id="" align="aligncenter" width="317" caption="Buku pertama Serial Wiro Sableng"][/caption] karena kebetulan saya mempunyai waktu luang saya akan akan sedikit mengulas tentang pengarang buku tersebut walaupun beliau sudah meninggalkan kita untuk selamanya.

Tentang Bastian Tito

Mengenai riwayat Bastian Tito saya tidak akan menulis ulang karena hasilnya sama, maka saya salin-tempel saja dari wiki, seperti dibawah ini

Bastian Tito (lahir 23 Agustus 1945 – meninggal 2 Januari 2006 pada umur 60 tahun) adalah seorang penulis cerita silat asal Indonesia. Karyanya yang paling terkenal adalah Wiro Sableng.

Ia mulai tekun menulis sejak duduk di bangku SD kelas 3. Karyanya mulai diterbitkan sejak tahun 1964 dan Wiro Sableng sendiri, yang ditulisnya berdasarkan rekaan ditambah bacaan buku sejarah Tanah Jawa mulai terbit pada tahun 1967. Selain Wiro Sableng, karya lainnya yang ia tulis antara lain adalah Boma si Pendekar Cilik dan fiksi bernuansa Minang berjudul Kupu-kupu Giok Ngarai Sianok.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Bastian_Tito

Penulisan Buku

Dalam menulis buku beliau memang sangat serius dan detail, hal ini terjadi karena sebelum menulis cerita beliau selalu mengadakan surve lokasi dimana nama tempat dan tokoh yang akan dimasukkan benar-benar hidup.

Untuk satu tempat biasanya membutuhkan waktu paling sedikit 1 minggu sehingga penulis benar-benar bisa mengetahui adat, budaya, legenda maupun cerita-cerita masyarakat setempat dan dihubungkan dengan situasi, suasana alam dan keadaan di masa silam.

Dalam melakukan survei atau kehidupan sehari-hari beliau selalu membawa alat perekam, hal ini dilakukan untuk merekam semua yang dilihat dan didengar beliau, jadi setiap apa yang dilihat maupun percakapan yang didengar belaiu kadang dituangkan ke dalam bukunya, jadi tidak mengherankan apabila isi cerita, isi percakapan para tokoh, gaya bahasa serta gaya penulisan penulis terasa benar-benar hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline