Perkenalkan, namaku Black Akiaw. Dan itu memang betul-betul namaku, bukan julukan. Mereka semuanya memanggilku begitu, sesuai dengan keadaan diriku, berkulit coklat tua dan bermata sipit, mirip Cina.
Ibuku memang cina, tapi dia dan keluarganya tak mau mengakui aku sebagai bagian dari darah mereka. Aku tidak di inginkan mereka untuk lahir ke dunia ini, namun segala cara menggugurkan aku sudah tak mempan, sehingga begitu dilahirkan aku diurus oleh sebuah keluarga yang tinggal di desa.
Keluarga petani ini mengurusku dengan baik. Mereka mendidik aku dengan baik, mencintaiku dengan tulus. Aku bahagia dibesarkan oleh mereka.
Lihatlah, badanku besar dan tegap berkat susu kambing piaraan kami. Otakku cerdas, ada sepuluh piagam penghargaan, tiga piala tingkat kabupaten dan propinsi yang menghiasi rumah kami. Semua bangga dengan diriku. Jika ditanya, apa cita-citamu ? Aku selalu menjawab lantang : " Aku, Black Akiaw mau jadi tentara. Aku mau membela Tanah Air dan melindungi rakyat Nusantara ! " . Dan mereka semua bertepuk tangan sambil tersenyum.
Di usiaku yang menjelang 13, aku sudah mengetahui sejarah kelahiranku yang kelam. Keluargaku dan penduduk kampung kami tak pernah menutupi. Mereka bersimpati padaku, anak yang terlahir dari seorang encik terpelajar yang di perkosa ketika peristiwa kelam di tahun 1998 terjadi. Ibu yang melahirkanku, saat itu baru mengambil cuti kuliah dari sekolahnya di Amerika.
Aku memang rindu dan ingin tahu tentang keluarga ibu kandungku, namun aku selalu ingat pesan Abah : " Kuburlah masa lalumu nak, agar tak ada dendam ".
Abahku sayang betul, aku Black Akiaw tak ingin menjadi pendendam. Aku Black Akiaw ingin menjadi tentara ! Aku mau membela Tanah Air dan melindungi rakyat Nusantara !
**************
Untuk membaca karya peserta lain, silahkan menuju ke akun: cinta fiksi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H