Lihat ke Halaman Asli

Puisi-puisi EMI Suyanti

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gerimis

Gerimis adalah perbincangan yang romantis, saat kenangan menggenang di sudut pelipis, jingga hilang perlahan terkikis, hujan telah datang menyaru dalam tangis,

Jakarta, 31 Maret 2013

Jangan kau tanya

Jangan kau tanyakan
Hal yang tak musti ku jawab
Sebab rasa tak pernah tahu
Kapan datang, pulang lalu pergi
Serupa jailangkung
Datang tak di undang
Pulang tak di antar
Bukan serupa petisi
atau petinggi yang lupa janji
Aku masih dengan sunyi
Yang tak ingkar janji
Hingga nafas ini tak lagi kau dengar

Jakarta, 31 Maret 2013

Gerimis bulan Maret

Mungkin gerimis Maret telah berjeda
Atau jangan-jangan musim sudah berganti
Kemarau mulai memanggil-manggil
Melambai-lambai menahan hujan
Nyanyian semesta mengalun sendu sedan
Penghujung Maret menjadi sebuah pertanda
Musim panas telah tiba
Siapkan saja pendingin jiwa
Jika dada semakin sesak berhimpitan
Ranum jingga sudah pasti lupa
Karena senja tak kan pergi terburu-buru
Ingatkan aku saat itu
Kan kupinjam bahumu

Jakarta, 31 Maret 2013

Serpihan hati

Serpihan hati terkoyak di antara terjal bebatu
Ini bukan lagi mimpi jika luka nganga mengais debu
Tulus itu tak kan terlihat olehmu atau mereka
Adanya dalam benak di pangkal dada
Suatu waktu lajunya langkahku
Akan menyatukan puing-puing beku
Bukan satu atau dua bahkan semua
Harapan itu ada tak akan sirna selama aku bernyawa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline