Lihat ke Halaman Asli

Budidaya Selada Siomak, Tomat, dan Serai dalam Satu Lahan Sekaligus

Diperbarui: 2 Juli 2024   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

BUDIDAYA SAYUR SELADA SIOMAK DENGAN TUMPANG SARI TOMAT DAN TANAMAN PINGGIR SERAI

Kelompok 3 :

  • Imelda Dini Putri (512022027)
  • Syahrul Neeza Aryana Nugroho (512022039)
  • Fahrul Destriyanto (512022045)
  • Tesavanni(522022006)
  • Satria Akmal (522022010)

Hai sobat pertanianku......

Mari kita simak sekilas yukk mengenai budidayanya, sebelumnya kita lihat dulu nih gambaran dari tanaman yang kita tanam

Selada siomak merupakan tanaman sayuran yang jarang dibudidayakan karena belum banyak diketahui, namun dapat ditemukan di supermarket. Bentuknya mirip selada keriting, namun lebih tipis dan panjang, sekitar 4-5 cm (Ramayullis, 2015). 

Berdasarkan morfologi tanaman tomat terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dengan banyak akar lateral yang dangkal. Batangnya bulat, bukunya menebal, berwarna hijau keputihan dan ditumbuhi bulu-bulu kasar. Daun majemuk dangkal, tersusun spiral 2/5 phyllotaxy, bentuk bulat telur sampai lonjong, ujung runcing, pangkal membulat, daun besar beralur dan daun bergerigi kecil (Siddiq, 2010).

Susunan bunga tanaman sereh wangi bercabang, bertangkai, dan umumnya berwarna putih. Sereh wangi jarang berbunga dan hanya berbunga jika sudah cukup matang, yaitu pada umur lebih dari 8 bulan. Kelopak bunga bermetamorfosis menjadi dua kelenjar lodikula yang berfungsi untuk membuka bunga pada pagi hari. Benang sari berjumlah 3-6, dengan kepala putik sepasang yang berbentuk buku dan perpanjangan berbentuk jambul (Suprihatin, 2020).

Praktikum ini dimulai pada tanggal 15 April 2024 di kebun percobaan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang terletak di Salaran, Kecamatan Getasan Kopeng. Terbagi dalam beberapa kelompok, berkumpul untuk memulai budidaya. Setiap kelompok memiliki tugas yang berbeda-beda, kelompok kami menanam selada siomak, tomat, dan serai, dan melalui proses panjang dari persiapan, panen, bahkan hingga penjualan.

Pada hari pertama, lahan yang akan digunakan di Salaran Kopeng Salatiga dipersiapkan. Rumput liar yang tumbuh di sekitar lahan dibersihkan menggunakan sabit dan traktor. Mencangkul tanah untuk membuat bedengan. Semangat gotong-royong sangat terasa di kebun tersebut.

Setelah bedengan selesai dibuat, tahap berikutnya adalah pemupukan. Tanah dicampur dengan sekam dan pupuk kandang. Bahan-bahan organik ini tidak hanya baik untuk tanaman, tetapi juga untuk kesehatan tanah dan hewan bahkan mikroorganisme di dalam tanah dan vegetasi sekitarnya. Setelahnya, kita menaburkan pupuk ke dalam tanah dan ditimbun lagi dengan tanah.

Pembibitan tanaman dimulai. Sebagian benih disemai menggunakan rockwool, yang dikenal memiliki porositas tinggi, aerasi baik, ringan, dan steril. Setiap hari, kami datang ke kebun untuk memeriksa perkembangan benih yang mulai tumbuh.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah satu minggu, lahan yang telah dipupuk didiamkan untuk memastikan zat hara menyebar merata. Pada pagi hari yang sejuk, bibit yang telah siap dipindahkan ke lahan. Dengan jarak tanam 30-40 cm, sebagian dari kami menanam bibit dengan hati-hati, harapannya tanaman budidaya kita akan tumbuh subur.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Perawatan tanaman menjadi rutinitas harian. Penyiraman dilakukan setiap sore, terutama karena cuaca di Salaran sangat panas. Di tengah musim, hujan mulai sering turun, mengurangi kebutuhan penyiraman. Namun, kita harus memastikan tanaman tidak tergenang air. Selain itu, kami memberikan pupuk organik cair, mengendalikan hama ulat grayak dengan pestisida alami dari kulit bawang merah, melakukan sanitasi, pemangkasan, pemasangan ajir, penyiangan gulma, pemberian mulsa, dan pembumbunan.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Waktu panen pun tiba. Selada siomak dipanen pada umur 28 hingga 42 hari. Selada yang ditanam pada 11 Mei 2024 dipanen pada 29 Juni 2024, atau 48 hari setelah tanam. Dengan hati-hati, kita mencabut tanaman hingga ke akarnya, memastikan selada tetap segar.
Namun, tomat dan serai wangi belum siap dipanen. Tomat baru berumur 48 hari sejak penanaman, sedangkan serai wangi membutuhkan enam bulan untuk siap panen.

Pada tanggal 25-27 Juni 2024, UKSW mengadakan Expo di depan gedung AB. Mahasiswa menjual hasil panen selada mereka. Pada pagi hari, kami memanen selada agar tetap segar saat dijual. Expo tersebut menjadi ajang bagi semua Fakultas yang ada di UKSW (Universitas Kriten Satya Wacana) untuk menunjukkan hasil kerja keras dan belajar mereka selama kuliah dan saat praktikum.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sumber :Dokumentasi Pribadi

Kita menjual tomat organik dengan harga Rp.5000/500gr dan selada siomak Rp.3000/250gr Rp. 5000/500gr.  Kita membandrol 

Melalui praktikum ini, kita sekelompok tidak hanya belajar tentang teknik pertanian, tetapi juga merasakan kebersamaan, kerja keras, dan kepuasan melihat hasil dari kelompok.

Sumber Pustaka :

Ramayulis, Rita. 2015. Green Smoothie ala Rita Ramayulis: 100 Resep 20 Khasiat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hal: 27

Siddiq, J. 2010. Rahasia, Khasiat dan Manfaat Bumbu Dapur, Rempah rempah dan Sayuran. Surya Media. Yogyakarta.

Suprihatin, T. (2020). Studi Kasus Pemberian Massage dengan Minyak Serai Untuk Mengurangi Nyeri Pada Lansia dengan Rhematoid Arthtritis di Panti Tresna Werdha Hargo Dedali Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).


Saksikan video kami  
Link YouTube : https://youtube.com/@tessavanni-rz3ji?si=S-SlDY5MsaR1JJJd 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline