Lihat ke Halaman Asli

Hubungan ASI Eksklusif dengan Diare pada Bayi

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bulan Mei 2014 yang lalu saya  melakukan penelitian di salah satu daerah pesisir pantai Sulawesi Selatan, tepatnya di wilayah kerja Puskesmas Galesong Utara Kab. Takalar. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian Air Susu Eksklusif (ASI) dengan kejadian dare pada bayi usia 0-11 bulan.

Hasil penelitian ternyata bayi yang tidak diberikan ASI secara eksklusif berisiko 9,1 kali untuk menderita diare dibandingkan mereka yang mendapatkan ASI eksklusif.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara penuh (hanya ASI saja) pada bayi sejak lahir tanpa tambahan minuman atau makanan lain seperti air putih, teh, susu/susu formula, madu, jus buah dan lain-lain, kecuali obat dan cairan untuk rehidrasi, WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.

ASI merupakan minuman alami bagi bayi pada bulan-bulan pertama kehidupannya, selain itu ASI juga mengandung nutrisi, antioksidan, hormon dan antibodi yang diperlukan oleh seorang bayi untuk bertahan dan berkembang.  Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan seterusnya sampai usia dua tahun risiko terkena penyakit infeksi lebih sedikit dibandingkan mereka yang tidak. Menurut WHO (2009) bayi yang  tidak disusui memiliki risiko 6 kali lipat lebih besar meninggal akibat penyakit menular termasuk diare pada dua bulan pertama kehidupannya, oleh sebab itu WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia 6 bulan.

ASI mengandung zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi, selain itu ASI juga mengandung zat antibodi yang tidak terdapat pada susu formula atau susu sapi. Seperti diketahui, sistem pertahan tubuh pada bayi yang baru lahir masih rendah, oleh karena itu bayi baru lahir mendapatkan sistem imun dari ibu baik yang berasal dari dalam kandungan yang ditransfer malalui placenta atau yang berasal dari ASI. Komponen ASI yang memiliki kadar antibodi paling tinggi adalah kolostrum, yaitu ASI yang keluar pada saat bayi baru lahir hingga berusia 7-9 hari. Sayangnya, banyak ibu yang membuang kolostrum ini, karena beranggapan kolostrum tidak berguna dan justru berbahaya bagi bayi, karena warna kolostrum yang kuning menyerupai nanah.

Setelah mengetahui manfaat dari pemberian ASI secara eksklusif maka tidak ada alasan  lagi bagi para ibu untuk tidak menyusui bayinya. Salah satu penunjang keberhasilan ibu dalam meberikan ASI kepada bayinya adalah dukungan dari keluarga terutama suami.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua, terutama bagi bumil dan busui di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline