Lihat ke Halaman Asli

Imelda Febriani

Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Putin dan Marxisme-Leninisme: Apakah Masih Terikat?

Diperbarui: 12 Maret 2023   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak dapat dipungkiri bahwa pernyataan "ada hantu berkeliaran di Eropa, hantu Komunisme" memanglah nyata. Hal ini terbukti benar bahwa di abad ke-20 komunisme memang menghantui seluruh manusia. Karena, hampir sepertiga negara di seluruh dunia menganut ideologinya. Itulah mengapa, selama hampir sebagian besar dari abad 20 ini, komunisme merupakan kekuatan politik serta ideologi yang paling kuat di dunia.

Akan tetapi, ternyata kepopularitasan marxisme ini tidak berlangsung permanen. Pada akhir abad ke 20, hantu komunisme ini tampak mulai pudar dan semakin kehilangan penganutnya. 

Peristiwa pertama yang menajadi pukulan pertama bagi ideologi ini adalah peristiwa Gerakan 30 September yang ditandai dengan jatuhnya partai komunis di Indonesia. 

Akan tetapi meskipun begitu, pada 1975 komunisme mendapatkan kemenangannya di Vietnam. Akan tetapi, ternyata kemenanangan tersebut adalah kemenangan terakhir yang dicapai. Namun tidak lama setelah itu, beberapa partai komunis yang ada di Eropa Barat yang dimulai oleh Italia mulai membuang 'leninisme' yang merupakan intisari dari komunisme dan menggantikannya dengan Euro-Komunisme. 

Banyak negara yang mulai meninggalkan marxisme ini dan menjadi terlihat sebagai kekuatan masa lampau yang telah usang. Seperti di Asia, Afrika, sukuisme, regionalisme dan fundamentalisme agama pun ikut menyingkirkan marxisme-komunisme ini. Ternyata kejatuhaan komunisme ini berlaangsung begitu cepat. Hanya dalam beberapa bulan di tahun 1989 rezim-rezim komunis di Eropa mulai runtuh satu persatu. Awalnya hanya Polandia, kemudian diikuti oleh Bulgaria, Jerman Timur, Cekoslovakia, hingga Romania. 

Pakta Warsawa pun bubar hanya dalam sekejap. Kemudian yang paling parah adalah ketika Partai Komunis di Uni Soviet terpaksa melepaskan monopoli kekuasaannya selama 73 tahun dalam masa kekuasaannya. Hingga akhirnya, Uni Soviet yang merupakan negara adikuasa kedua pun pecah menjadi 14 republik independen di akhir tahun 1991. 14 republik tersebut antara lain Armenia, Azerbajian, Belarus, Estonia, Geogia, Kazakhstan, Kirgistan, Lativia, Lituana, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. 

Yang tersisa hingga kini dan masih menganut rezim komunisme itu adalah Cina, Korea Utara, Vietnam, Laos, serta Kuba hingga rezim-rezim komunis lainnya yang berhasil berpegang pada kekuasaan. Akan tetapu negara-negara ini pun harus mengalami dilema terhadap pilihan akan bentuk perekonomiaannya. Apakah harus kembali pada ekonomi pasar dan melepaskan sosialisme itu sendiri?

Berbicara soal marxisme memang tidak akan jauh dari kata komunisme. Hal ini dikarenakan pemahaman yang sudah mendarah daging semenjak kata komunisme itu sendiri disebarluaskan. 

Padahal, sebenarnya marxisme itu tidak sama dengan komunisme. Marxisme merupakan ideologi perjuangan kaum buruh yang menuntut equality dalam masyarakat. Sedangkan komunisme merupakan gerakan politik oleh partai-partai komunis yang diciptakan oleh V.I Lenin sejak revolusi oktober 1917. 

Komunisme ini sering juga disebut sebagai marxisme-leninisme. Mengapa demikian? Karena Lenin pada saat itu menafsirkan dan mengembangkan pemikiran marx menjadi sebuah ideologi yang disebut komunisme yaitu sebuah cita-cita utopis yang mana hak milik pribadi dihapuskan dan diganti dengan milik bersama.

Pada tahun 1921, Lenin kemudian melembagakan kebijakan ekonomi baru, ia memperkenalkan sistem kapitalisme negara yang menandai awal industrialisasi dan pemulihan setelah Perang Saudara Rusia. Setahun kemudian, Republik Federal Sosialis Rusia dianeksasi ke wilayah lain yang sebelumnya merupakan bagian dari Kekaisaran Rusia. Sejak saat itu, Uni Soviet terbentuk dengan Lenin sebagai tokoh utama dan pemimpin yang berperan penting dalam negara. Lenin pun menjadi Perdana Menteri Uni Soviet dari tahun 1922 sampai kematiannya.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline