MENJELAJAH KAMPUNG TEMATIK DI KOTA MALANG
Oleh: Herlina dan Imelda A Pasaribu
Dalam pertemuan minggu ke-4 kegiatan modul nusantara kami menjelajah kampung tematik yang ada di kota Malang yaitu kampung topeng dan kampung warna-warni. Perjalanan pertama kami menjelajah kampung topeng. Kampung topeng di desa Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi kampung ini berada direleng perbukitan.
Kampung topeng adalah salah satu kampung yang mengembangkan salah satu jenis topeng Jawa yang memperhatikan genre tokoh-tokoh lakon panji. Kampung Topeng didirikan oleh kementerian sosial pada tahun 2016 melalui program "Desa ku Menanti" diatas lahan seluas 5.000 meter persegi milik pemerintah kota Malang lalu diresmikan pada tanggal 14 Februari 2017 oleh walikota Malang yaitu bapak Mochamad Anton.
Sesampai di lokasi wisata, pengunjung disambut dengan 2 topeng raksasa, topeng berukuran kecil yang beraneka warna dari berbagai karakter yang diletakkan secara berselang-seling dan juga beraneka bunga cantik. 2 topeng raksasa adalah topeng Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji.
Selain model dan wujud pertokohan dikuatkan dengan kombinasi 5 warna dasar yakni merah melambangkan beranian, putih melambangkan kesucian, hitam melambangkan kebijaksanaan, dan kuning melambangkan kesenangan serta hijau melambangkan kedamaian.
Tujuan didirikan wisata kampung topeng adalah untuk menghimpun orang-orang yang kurang beruntung dalam hal ekonomi seperti pemulung, pengamen dan pengemis. Mereka diberikan pelatihan kemandirian ekonomi seperti membuat dan mewarnai topeng, dengan harapan setelah memiliki keterampilan mereka mampu secara ekonomi tanpa kembali ke jalanan.
Setelah dari kampung topeng, kami dan teman-teman Mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka inbound Universitas Negeri Malang bersama kakak mentor Modul Nusantara melanjutkan perjalanan untuk menjelajah kampung warna-warni. Kampung warna-warni terletak di Jalan Ir. H. Juanda No. 9 RT 9 RW 2, Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Sebelum kampung ini menjadi destinasi wisata di kota Malang, kampung ini adalah kampung yang terlihat kumuh, dan banyak sampah-sampah bertumpuk. Melihat kondisi tersebut, sekelompok mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun 2016 memiliki niat untuk membenahi kampung ini.