Lihat ke Halaman Asli

Imelda NatalieTurnip

Mahasiswa Universitas Airlangga

Masyarakat Gentun: Antara Kemudahan dan Risiko

Diperbarui: 11 Juni 2024   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia telah mengalami transformasi yang besar dalam bertransaksi. Kepopuleran penggunaan uang tunai pun semakin menurun. Berbagai transaksi saat ini didominasi oleh e-wallet hingga pembayaran melalui QR code. Tak salah jika generasi saat ini disebut sebagai generasi nontunai atau "Masyarakat Gentun". Generasi nontunai ini didominasi oleh kalangan milenial dan gen Z. Berbagai kemudahan telah ditawarkan pada generasi ini, tetapi tentu saja ada risiko yang mengikuti dan perlu diperhatikan.

Kemudahan dalam Bertransaksi

Transaksi uang saat ini sangat dipermudah, bahkan bisa dilakukan hanya dengan ponsel genggam. Penggunaan e-wallet seperti GoPay, OVO, DANA, dan lain-lain pastinya sudah tidak asing lagi. Hanya dengan menekan tombol menggunakan jari, transaksi pun bisa berjalan. Belanja online, membayar tagihan, hingga transfer uang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja tanpa perlu repot membawa uang tunai.

Selain itu, kemudahan akses ke layanan perbankan digital juga memberikan inklusi finansial yang lebih luas. Masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses pada layanan perbankan konvensional kini bisa menikmati berbagai layanan keuangan hanya dengan menggunakan ponsel mereka. Hal ini membantu mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di daerah-daerah terpencil.

Efisiensi dan Pengurangan Biaya

Transaksi digital juga dapat mengurangi biaya operasional bagi perusahaan. Bisnis menjadi lebih fokus pada pengembangan produk dan layanan karena berkurangnya kebutuhan akan pengelolaan uang tunai. Selain itu, transaksi nontunai juga bisa mengurangi risiko kehilangan uang akibat pencurian atau kelalaian.

Risiko Keamanan dan Privasi

Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, masyarakat nontunai juga menghadapi risiko keamanan yang tidak bisa diabaikan. Kejahatan siber, seperti peretasan akun dan penipuan digital, menjadi ancaman nyata. Kasus-kasus pencurian data dan penggunaan data pribadi tanpa izin semakin marak terjadi. Hal ini menuntut pengguna untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan digital.

Keterbatasan Infrastruktur

Di sisi lain, keterbatasan infrastruktur di beberapa wilayah juga menjadi tantangan. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses internet yang stabil dan cepat, yang menjadi prasyarat utama untuk menjalankan transaksi digital. Hal ini menyebabkan kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan dalam hal akses dan manfaat dari teknologi nontunai.

Ketergantungan Teknologi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline