Lihat ke Halaman Asli

Nurima

mahasiswa dengan hobi membaca buku

Teori emosional Intelligence dari Daniel goleman

Diperbarui: 19 Januari 2025   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Biasanya, Intelligent Quotient (IQ) dijadikan sebagai tolak ukur kecerdasan dan kesuksesan seseorang. Faktanya, tes IQ saja tidak cukup untuk menggambarkan hal tersebut.

Oleh karena itu, para peneliti memperluas definisi kecerdasan untuk memasukkan seperangkat keterampilan yang lebih luas, salah satu hasilnya adalah emotional intelligence atau kecerdasan emosional.

Tahukah Anda? Kecerdasan emosi memiliki peran dan pengaruh yang tinggi dalam dunia pekerjaan. Konsep emotional intelligence pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer di sebuah artikel pada tahun 1990 yang kemudian populer lewat buku yang ditulis oleh Daniel Goleman Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ.Emotional intelligence merupakan kemampuan yang cukup diperhitungkan di dunia pekerjaan agar setiap individu di dalam perusahaan dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas.

Sederhananya, baik atau tidaknya pekerjaan yang Anda lakukan secara tidak langsung dipengaruhi oleh kualitas emotional intelligence yang Anda miliki. Mari kenali lebih jauh pemahaman tentang emotional intelligence dan bagaimana cara meningkatkannya!

 

Apa yang Dimaksud Emotional Intelligence?

Emotional intelligence adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan dan memahami emosi (baik emosi orang lain maupun emosi diri sendiri) dengan tujuan meningkatkan kesehatan fisik dan mental.

Seseorang dengan emotional intelligence yang baik mampu mengontrol emosi saat marah, peka terhadap perasaan orang lain, dsb.

Dalam keberhasilan kerja, kecerdasan intelektual hanya menyumbang 4%. Kemampuan akademik bawaan, nilai tes, dan kelulusan pendidikan tinggi tidak bisa memprediksi seberapa baik kinerja atau kesuksesan yang akan dicapai seseorang. Sebaliknya, kecakapan khusus seperti empati, disiplin, dan inisiatif, dapat memengaruhi keberhasilan kerja.

Kecerdasan emosional menentukan seberapa baik seseorang dalam menggunakan keterampilan yang dimiliki, termasuk keterampilan intelektual.

Sementara itu, kecerdasan emosional menurut Goleman adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

5 Indikator Kecerdasan Emosional

Dalam bukunya yang berjudul "Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ" Goleman juga menyebutkan 5 indikator kecerdasan emosional, yaitu:

1. Self-awareness: Menyadari perasaan atau keadaan yang sedang orang lain rasakan dan pengaruhnya terhadap orang lain.

2. Self-regulation: Menggunakan kemampuan emosional untuk mengatur emosi yang akan memunculkan reaksi atau perilaku tertentu.

3. Internal motivation: Mengambil keputusan sebagai bentuk optimisme, rasa penasaran, dan keinginan untuk mencapai sesuatu.

4. Empathy: Memahami emosi orang lain dan menggunakan kemampuan ini untuk merespon orang lain berdasarkan tingkat emosional.

5. Social skills: Menerapkan kemampuan emosional untuk membangun hubungan sosial yang kuat dengan sekitar.

Perlu Anda ketahui bahwa setiap orang mempunyai kemampuan emosional yang berbeda. Beberapa orang mempunyai emotional intelligence cukup baik, sementara ada yang menghadapi kesulitan untuk membangun emotional intelligence yang dengan seimbang.

Bahkan, sebuah penelitian mengemukakan bahwa, jika dibandingkan dengan kemampuan akademik emotional intelligence yang tinggi akan lebih berdampak pada ketahanan kesehatan fisik dan mental serta dapat memengaruhi kesuksesan di dunia pekerjaan.

Terdapat  berbagai kemampuan yang dibutuhkan dalam perusahaan agar setiap individu dapat memberikan kinerja yang berkualitas. Untuk itu daftarkan perusahaan Anda ke pelatihan berbasis LMS ruangkerja dan tingkatkan kualitas karyawan bersama bimbingan para expert!


Peran Kecerdasan Emosional dalam Dunia Pekerjaan

Emotional intelligence penting untuk dimiliki setiap karyawan agar visi misi perusahaan dapat tercapai dengan baik. Peran kecerdasan emosional dalam dunia pekerjaan adalah sebagai berikut:

1. Membentuk tim yang kolaboratif

Kolaborasi mendukung produktivitas di tempat kerja. Ini lebih mudah dilakukan jika anggota tim saling berempati, saling percaya, dan memahami emosi satu sama lain. Anggota tim yang cerdas emosional akan terbuka dan jujur dalam hubungan interpersonal.

Mereka akan lebih terbuka untuk meminta bantuan, mengakui kesalahan, berbagi kesulitan, dan menerima perbedaan perspektif yang unik dari masing-masing individu. Dari sini, pengambilan keputusan, penyelesaian tugas, koordinasi, dan kerja sama tim dapat dilakukan secara efisien.

2. Karyawan yang inovatif

Dinamika kerja yang berubah dengan cepat menuntut siapa saja untuk mampu beradaptasi dan menghadapi perubahan tak terduga. Karyawan yang cerdas secara emosional memungkinkan mereka memiliki fleksibilitas yang tinggi dan mampu beradaptasi dengan baik.

Ketika menghadapi perubahan, mereka akan bersikap proaktif daripada reaktif. Karyawan yang cerdas emosional berani mengambil risiko, tidak takut melakukan kesalahan, dan mampu mengenali solusi kreatif (inovatif).

3. Tidak rentan terkena stres

American Psychological Association menjelaskan bahwa 65% pekerja mengaku pekerjaan adalah sumber stres utama mereka. Hal ini disebabkan karena beban kerja yang berat, jam kerja yang panjang, serta lingkungan kerja yang tidak sehat.

Untuk itu, selain kecerdasan intelektual, karyawan juga harus memiliki kecerdasan emosional. Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi, dan mengatur keadaan jiwa.

Kecerdasan emosional membantu seseorang untuk bisa mengatur keadaan jiwa dan menghadapi tekanan kerja. Setiap perusahaan pasti ingin karyawannya untuk bisa memberikan kinerja yang baik, memiliki motivasi diri yang tinggi, empati, dan inisiatif.

Hal-hal tersebut merupakan keterampilan kecerdasan emosional. Kabar baiknya, kecerdasan emosional adalah keterampilan yang bisa dilatih.

4. Komunikasi dan interaksi yang semakin efektif

Kecerdasan emosional memungkinkan seseorang untuk mengontrol dan mengekspresikan emosi mereka dengan baik, serta memahami dan menanggapi emosi orang lain.

Hal ini akan sangat membantu karyawan untuk berkomunikasi secara efektif dengan rekan kerja mereka.

5. Pengambilan keputusan yang lebih baik

Seseorang dengan kecerdasan emosi yang baik akan cenderung membuat keputusan yang rasional dan obyektif.  Pasalnya, mereka akan berpikir dengan lebih hati-hati dan baru mengambil keputsaan di saat kondisi emosi sudah stabil.

Tanda Rendahnya Kecerdasan Emosional di Dunia Kerja

Ketahui beberapa sikap di bawah ini yang menunjukkan rendahnya kecerdasan seseorang di dunia kerja, semoga Anda atau karyawan Anda bukan salah satunya, ya!

1. Tidak mampu mengendalikan emosi saat berinteraksi dengan rekan kerja atau pelanggan. Contohnya seorang karyawan yang marah pada pelanggan dan mengeluarkan kata-kata kasar saat pelanggan mengeluh karena merasa tidak puas dengan produk yang mereka dapatkan.

2. Sulit dalam mengambil keputusan yang baik karena dipengaruhi oleh perasaan negatif. Contoh, ada seorang manajer yang menolak proposal baru dari rekan kerja karena dia merasa cemas apakah proposal tersebut dibuat secara objektif, atau terlalu takut dengan perubahan yang akan terjadi di masa mendatang.

3. Mudah marah atau frustrasi saat menghadapi masalah di tempat kerja. Contohnya ketika penjualan tidak mencapai target, seorang manajer tim sales langsung memarahi semua timnya hanya untuk meluapkan rasa marah di saat yang sama.

4. Kesusahan untuk bekerja sama dengan rekan kerja karena tidak mampu mengelola perasaan. Jika ada karyawan Anda yang selalu menolak untuk bekerja sama dengan tim karena sebuah alasan personal, artinya ia memiliki PR untuk meningkatkan emotional intelligence.

5. Menyalahkan orang lain atau situasi saat terjadi masalah di tempat kerja. Misal, Anda sedang mengerjakan sebuah proyek A bersama tim, kemudian proyek tersebut gagal. Dalam hal ini, alangkah lebih baik jika Anda fokus terhadap solusi, bukan terus-terusan menyalahkan orang lain.

6. Sulit dalam mengejar target karena mudah merasa putus asa atau tidak percaya diri. Contoh, ada seorang sales yang mudah merasa tidak percaya diri saat mencoba untuk menjual produk baru, sehingga dia tidak dapat mencapai target penjualannya.

7. Mudah merasa cemas atau stres saat menghadapi situasi yang tidak familiar. Misal, seorang karyawan yang merasa cemas saat ditugaskan untuk mengikuti training baru, dia takut tidak bisa mengikuti training tersebut dengan baik sehingga menolak untuk ikut pelatihan.

8. Enggan menerima kritik atau masukan dari rekan kerja atau atasan. Contoh dari situasi ini adalah seorang karyawan yang merasa marah dan tidak puas saat atasannya memberikan masukan untuk meningkatkan kinerjanya.

9. Sering merasa tidak puas atau tidak bahagia dengan pekerjaan yang dilakukan. Misal, ada seorang sales yang merasa tidak puas dengan gajinya, sehingga dia sering berleha-leha dan menunda pekerjaan.

10. Sulit dalam mengejar karier yang diinginkan karena tidak mampu mengelola emosi dengan baik. Artinya, jika Anda terlalu mudah marah ketika berinteraksi dengan atasan dan rekan kerja, tentu hal ini akan membuat performance Anda rendah sehingga sulit untuk naik jabatan.

Setelah membaca materi kecerdasan emosional di atas, apakah Anda dan rekan kerja sudah termasuk sebagai individu dengan kecerdasan emosional yang baik? Jika belum, maka Anda dapat melatihnya bersama ruangkerja menggunakan LMS (learning management system)! Hebatnya, saat ini Ruangkerja sudah memiliki fitur pendukung seperti:

  1. Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan.
  2. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi.
  3. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi.

Berbagai perusahaan telah bergabung dengan ruangkerja, kini giliran Anda! Tunggu apalagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline