Lihat ke Halaman Asli

Bahasa (Asing)mu, Kompas Duniamu!

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1422334407912689565

Ingatkah anda pepatah lama, "Mulutmu, harimaumu!" Pepatah ini dipakai teman-teman panitia seminar bahasa untuk memantik ide sebuah tema acara. Lahirlah seminar bahasa berjudul, "Bahasa (Asing)mu, Kompas Duniamu!" *** Kami Dikawinkan lagi! Saya pernah ke Mesir tahun 2010. Masih benderang dalam ingatan, aktifis mahasiswa berduyun menghubungi 'manajer pribadi' saya selama di Mesir, yaitu saudara Rashid Satari :) Rashid kemudian mengatur berbagai tema dan kegiatan yang bisa saya isi, di sela-sela backpack kami menjelajah Mesir sebulan lamanya. Kali ini saya tidak datang seorang diri, saya backpack bersama suami tercinta. InsyaAllah diniatkan sebagai 'Honeymoon Backpacker'. Alhamdulillah profesi kami beririsan, saya senang menulis, memotivasi dan berbagi, Aa senang mengajar bahasa Arab, menerjemah kitab dan berbagi. Sang ketua panitia seminar bahasa terpikir 'mengawinkan' kami berdua, agar tandem menjadi pembicara pengantin untuk diskusi, "Bahasa (Asing)mu, Kompas Duniamu!" Dua tahun kami menikah, namun ini pertama kalinya kami dikawinkan dalam sebuah forum diskusi. Jangan tanya perasaan kami berdua, terharuuu. :) Sejak menikah, saya terbiasa menyiapkan baju Aa untuk mengisi ceramah, mendengarkan ia latihan menyampaikan materi khutbah nikah atau mempertanyakan ulang logika bahan ceramah yang sudah ditulisnya :) Aa sendiri terbiasa menerima telepon permintaan sebuah kepanitiaan -ya, beliau manajer pribadi saya- lalu memijit punggung saya kala saya duduk berjam-jam mengetik sebuah naskah di depan komputer, atau menyeduhkan teh hangat dengan sedikit gula (I don't like sweet tea) atau bahkan mencuci pakaian kotor yang menggunung dalam keranjang cucian, sementara saya heboh mengejar deadline sebuah tulisan. :) Kami terbiasa saling mendukung pekerjaan dan karir kami. Saling membantu, saling memudahkan, tapi belum sekalipun kami 'dikawinkan' alias diundang bersama untuk mengisi sebuah acara :) For us, the invitation from PII (Pelajar Islam Indonesia) Mesir to share our knowledge together was a romantic moment, it's really engaged with the honeymoon backpacker's spirit, syukran!

Candid shot by DulZon *** "Bahasa (Asing)Mu, Kompas Duniamu! Saya membuka materi menggunakan bahasa Inggris. Bukan sok canggih berbahasa asing, hanya ingin mengetahui, seberapa dalam kemampuan bahasa Inggris adik-adik mahasiswa/i, siapa tahu jauh lebih mumpuni dibandingkan saya :) Sebagian mahasiswa memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik, sebagian lagi masih harus belajar lebih gigih. Saya kemudian berbagi kisah hidup saya pribadi. Imazahra kecil (usia 13 tahun) sangat benci bahasa Inggris (sekaligus jatuh cinta pada bahasa Arab). Saking bencinya, ia lulus dengan nilai bahasa Inggris memalukan untuk ujian akhir nasional tingkat SMA. Nilainya hanya tiga koma sekian. Memalukan dan jangan ditiru ya! :) Menjelang lulus pendidikan S1, Imazahra berpikir untuk mencari beasiswa ke luar negeri. Ia berharap bisa kuliah S2 gratis, mengingat ia adalah anak pertama dari 8 bersaudara. Ekonomi keluarga yang sedang morat-marit dihantam badai krisis moneter dan keinginan untuk terus merantau (karena alasan sangat personal) membuat ia menggila kala hunting beasiswa. Saban malam Imazahra menjelajah dunia maya. Pada masa itu, belum ada website beasiswa berbahasa Indonesia seperti sekarang. Segala informasi tentang studi ke luar negeri (terutama Eropa dan Amerika) selalu ditulis dalam bahasa Inggris. Sejak saat itu, kesadaran diri akan pentingnya kemampuan bahasa asing (termasuk Inggris) mencuat. Dengan kamus berwarna pink fuchia, Imazahra terbata-bata menerjemah kata demi kata -saat itu juga belum ada google translate! :) Imazahra belajar bahasa Inggris secara otodidak. Banyak meminjam aneka buku tata bahasa Inggris dari perpustakaan IAIN Sunan Kalijaga, membeli kamus mungil agar mudah ditenteng kemana-mana dan rajin chatting dengan bule di Mirc dan Yahoo messanger :) Setahun kemudian, Imazahra terbang menuntut ilmu ke negeri Ratu Elizabeth, gratis! Bahasa (asing) terbukti memutar kompas hidup seorang Imazahra! Kemampuan berbahasa Inggris yang dimiliki Imazahra membuka karir baru untuknya; interpreter, translator, world backpacker, travel writer and community developer! Saya menutup sesi dengan sedikit tips belajar bahasa Inggris ala Imazahra :) Imazahra in action :) Penyerahan piagam penghargaanoleh ketua PII, Solihin Ma'ruf *** Bahasa (Arab)mu, Pundi Rizkimu! Setelah saya, giliran Aa yang berbagi. Untuk pertama kalinya, saya akhirnya melihat Aa 'nyerocos' dalam bahasa Arab yang sangat fasih, mulai sejak memulai sesi hingga sesi berakhir, nyaris terus-menerus menggunakan bahasa Arab fasih (sesuai grammar dan tata bahasa)! Jujur saya terkagum-kagum. I'm so proud of him! Selama ini, Aa menjadi dosen bahasa Arab di Ma'had al Imarat, Bandung, tapi belum sekalipun saya melihat beliau mengajar, karena Ma'had al Imarat, Bandung di Jl Inhofthank dikhususkan untuk mahasiswa laki-laki. Istri tentu tidak boleh menyelundup menjadi mahasiswi, hehehe :) Titik tekan materi yang disampaikan Aa adalah pentingnya penguasaan bahasa Arab bagi mahasiswa Al Azhar yang sedang kuliah di Mesir. Amat disayangkan jika mahasiswa Al Azhar asyik bergaul dengan ribuan mahasiswa Indonesia lainnya selama di Mesir, tapi lupa mengasah bahasa Arab fusha dengan aktif di aneka talaqqi (mengaji), dirasah (menghadiri aneka kuliah berbahasa Arab) dan bergiat di Arabic language club! Setelah kembali ke Indonesia di akhir tahun 2010, Aa menyadari, bahasa Arab semakin diminati penduduk Indonesia di tanah air. Banyak peluang karir yang terbuka bagi ahli bahasa Arab, mulai menjadi penerjemah kitab-kitab berbahasa Arab -jangan tanya penghasilan mereka, bisa belasan juta per bulan jika tekun menerjemahkan kitab-kitab orderan penerbit, menjadi interpreter di forum-forum internasional, menjadi penerjemah (penyiar) siaran-siaran berbahasa Arab (salah satunya di TV One), menjadi guru / dosen bahasa Arab, ahli filologi dan seterusnya. *** Pengalaman adalah Guru Terbaik Aa kemudian bercerita perjalanan karirnya yang dipandu kompas bahasa Arab. Aa mulai menawarkan naskah / kitab berbahasa Arab ke penerbit di tahun 2006, waktu itu beliau mahasiswa Al Azhar University di Cairo, tingkat 2. Awal memulai pekerjaan di antara waktu kuliah pun terbilang alami. Aa senang mendatangi maktabah-maktabah (toko buku) yang ada di Cairo. Beliau menikmati membaca sinopsis di sampul belakang buku (yang mejeng manis di rak-rak toko buku), Aa mencatatnya tanpa membelinya -maklum beasiswa saat itu sangat kecil, hanya 90 LE / bulan. Sampai di kamar asrama, Aa akan menerjemahkan sinopsisnya, lalu iseng menawarkan terjemahan sinopsis tersebut ke salah satu penerbit. Dari sana, beberapa penerbit tertarik 'mempekerjakannya', Aa dikirimi uang untuk membeli beberapa buku lalu diminta menerjemahkan. Sebagian diterbitkan, sebagian lagi tidak karena pertimbangan pasar :) Sejak saat itu, Aa rutin menerjemah ketika liburan musim panas, atau setelah ujian termin 1. Tanpa merasa terbebani, Aa bahkan sanggup mengirim sedikit uang ke tanah air, untuk orang tua dan saudara yang membutuhkan. Terakhir, Aa berbagi kunci penguasaan penerjemahan kitab-kitab berbahasa Arab: - Kuasai tata bahasa arab (minimal hal mendasar seperti nahwu dan sharaf). - Tuliskan terjemahan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar hingga kita dan pembaca memahami maksudnya. - Siapkan catatan untuk kata-kata baru (asing), karena biasanya kata-kata tersebut akan muncul lagi di halaman berikutnya. - Sering-seringlah membaca koran bahasa arab. - Rajinlah menonton tv arab. - Kuasai gaya bahasa Indonesia terkini, dengan rajin membaca buku-buku bertema sejenis dengan kitab yang sedang kita terjemahkan. Keluwesan bahasa Indonesia akan memperhalus terjemahan kita. Di akhir sesi, Aa membagikan lembar latihan bagi adik-adik mahasiswa. Semua diminta menerjemahkan teks berbahasa Arab ke bahasa Indonesia, lalu beberapa didiskusikan bersama-sama. Aa in action :)

8.mengerjakan tugas

Peserta tekun mengerjakan tugas terjemah yang naskahnya diambil dari muqarrar tingkat dua, tentang definisi qashash al-quran Penyerahan piagam penghargaan untuk Aa dari Ketua PII, Solihin Ma'ruf *** Latihlah Kompas Duniamu! Pada akhirnya, seminar, diskusi atau teori-teori yang telah dibagi akan tinggal menjadi sebuah teori / wacana, jika kita tidak mulai mempraktikkannya. Kami berdua sangat berharap, dari sesi berbagi kami tersebut, adik-adik mahasiswa terinspirasi menguasai salah satu bahasa secara mendalam untuk membuka kompas dunia mereka masing-masing! "Al qudroh ala lughah takuunu bil mumaarasah." Bisa berbahasa (asing) karena biasa! Foto bersama dengan seluruh mahasiswa peserta diskusi :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline