“Gimana?”
“Gimana apanya?”
Bibirku mencebik. “Nggak usah pura-pura lupa deh, lo jelas tahu maksud omongan gue, Nat.”
Natalie, sahabatku awalnya mengerut bingung namun hanya beberapa saat sebelum kemudian ia tergelak seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Sorry! Sorry!” Katanya. “Nyaris lupa gue kasih laporan ke lo,”
“Dan hasilnya?” tanyaku tak sabar.
“Dia datang.”
“Serius?” Sebelah alisku terangkat tak percaya.
Natalie mengangguk yakin. “Seriuslah.”
“Lo udah mastiin bener?”
Kali ini Natalie berdecak. “Ck, kalau nggak lo tanya sendiri sono sama Amar.”